REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun lebih jauh pada perdagangan Senin (17/10) atau Selasa (18/10) pagi WIB. Penurunan harga terjadi seiring kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global yang terus membebani pasar.
Menurut Bloomberg, Senin (17/10), produksi minyak Libya meningkat menjadi 560 ribu barel per hari, naik dari 540 ribu barel per hari minggu lalu, dan Iran menegaskan kembali rencananya meningkatkan produksi menjadi empat juta barel per hari, sementara Nigeria berencana meningkatkan produksi sebesar 400 ribu barel per hari menjadi 2,2 juta.
Sementara itu, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan pada Jumat bahwa jumlah rig pengeboran minyak yang beroperasi di ladang-ladang AS naik empat rig menjadi 432 rig pada pekan lalu, menandai peningkatan ke-15 dalam 16 minggu terakhir.
Para pedagang juga akan mengawasi dengan cermat laporan persediaan minyak mentah mingguan AS dan data produksi AS yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu (19/10). Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun 0,41 dolar AS menjadi menetap di 49,94 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 0,43 dolar AS menjadi ditutup pada 51,52 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.