REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja ekspor Indonesia September masih mengalami penurunan. Nilai ekspor Indonesia September 2016 tercatat sebesar 12,51 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 163 triliun. Angka ini menurun 1,84 persen dibanding ekspor Agustus tahun lalu. Sedangkan bila dibandingkan dengan September 2015, kinerja ekspor menurun 0,59 persen.
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan bahwa penurunan kinerja ekspor terbesar disumbang oleh komoditas nonmigas yang selama September lalu sebesar 11,45 miliar dolar AS atau Rp 149,5 triliun. Nilai ekspor nonmigas ini menurun 1,35 persen dibanding raihan satu bulan sebelumnya, namun mengalami kenaikan sebesar 2,85 persen dibanding tahun lalu. Salah satu komoditas ekspor yang mengalami penurunan tertinggi adalah perhiasan atau permata termasuk juga ekspor logam mulai seperti emas sebesar 137 juta dolas AS atau turun hingga 25,49 persen.
"Pada Agustus 2015 nilai total ekspor kita 12,58 miliar dolar AS, menjadi 12,51 miliar dolar AS di September 2016. Artinya terjadi penurunan meski tipis. Penurunan terbesar dari perhiasan atau permata yang senilai 137 juta dolar atau -25,49 persen," kata Suhariyanto, Senin (17/10).
Senior VP Corporate Secretary PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Trenggano Sutioso menjelaskan bahwa perusahaan memang mengalami penurunan angka ekspor emas, terutama ke India. Alasannya, kata dia, saat ini India mulai menerapkan aturan yang kurang menguntungkan bagi pasar untuk menjual emasnya ke sana. Artinya, dengan adanya kebijakan ini, maka Antam menilai penjualan emas ke Antam tidak seekonomis sebelum pemerintah India menerapkan aturan baru ini. Aturan baru ini mewajibkan perusahaan menyediakan dana yang disimpan atau didepositokan di India sebelum emas dari negara lain masuk ke India, termasuk dari Indonesia.
"Untuk perhiasan Antam iya mengalami penurunan. Untuk perhiasan tahun lalu, Antam kan sudah mulai mencoba mengekspor emas ke India. Tapi tahun ini ada kebijakan dari pemerintah India yang membuat produk ini tidak kompetitif ini yang menyebabkan ekspor emas utamanya perhiasan mengalami penurunan drastis," kata Trenggano.
Trenggano menambahkan, saat ini Antam sedang menjajaki upaya pembicaraan dengan pemerintah India agar bisa melakukan penjualan emas secara G to G atau antarpemerintah. Ia mengaku, dengan kondisi ini maka sulit bagi Antam untuk mencapai target penjualan di akhir tahun ini.