Jumat 14 Oct 2016 19:45 WIB

BJB Raih Anugerah The Best Small Cap Company

Rep: sandy ferdiana/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Dirut BJB Ahmad Irfan membuka-buka buku prospektus sebelum acara BJB Analyst Meeting Q3 dimulai di Jakarta, Jumat (14/10).
Foto: Republika/Yogi Ardhi Cahyadi
Dirut BJB Ahmad Irfan membuka-buka buku prospektus sebelum acara BJB Analyst Meeting Q3 dimulai di Jakarta, Jumat (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank BJB akhirnya mendapat pengakuan dunia internasional. Bank ber-ticker BJBR di IDX itu terpilih sebagai The Best Small Cap Company in Indonesia dari Finance Asia yang bermarkas di Hongkong.

 

Penghargaan ini menjadi portofolio positif bagi Bank BJB. Menurut Dirut Bank BJB Ahmad Irfan, penghargaan ini merupakan hasil penilaian 300 investor atau analis di Asia Pasifik. Menurutnya,  prestasi tersebut diraih atas hasil kerja keuangan Bank BJB hingga triwulan III 2016. Pada triwulan III 2016, Bank BJB mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 55,6 persen atau senilai Rp 1,392 triliun.

 

Laba itu dipicu oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 27,3 persen dan fee based income yang tumbuh signifikan.  Sementara total DPK Bank BJB per 30 September 2016 sebesar Rp 72,9 triliun. Kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas tidak terlepas dari stabilnya net interest margin pada level 7,2 persen dan pengelolaan biaya operasional yang sehat.

 

Hasil kinerja Bank BJB per triwulan III 2016 itu disampaikan dalam analyst meeting di Ballroom Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Jumat (14/10). Analyst meeting dihadiri oleh jajaran direksi dan komisaris Bank BJB serta para analyst pasar modal.

 

Irfan mengatakan, pada triwulan III Bank BJB kembali berhasil membukukan keuntungan yang signifikan. Kata dia, di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, kinerja Bank BJB justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. 

 

Hingga triwulan III 2016, kredit Bank BJB mengalami pertumbuhan sebesar 15,7 persen atau senilai Rp 63,023 triliun. Mayoritas nilai kredit itu merupakan kredit konsumer. Kredit konsumer, menurutnya, masih menjadi captive market Bank BJB. 

 

Dari sisi kualitas kredit, ungkap Irfan, meski kondisi perekonomian belum stabil, namun rasio kredit bermasalah Bank BJB tetap terjaga. Kata dia, credit recovery program berhasil menurunkan NPL menjadi sebesar 1,7 persen. Penurunan NPL merupakan bukti dari konsistensi Bank BJB dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dan pengawasan yang maksimal.

 

Masih dikatakan Irfan, kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat. Biaya operasional bank mengalami peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya bisnis bank serta jaringan kantor Bank BJB.

 

Tahun ini, pihaknya akan fokus meningkatkan market share DPK melalui promosi, pemasaran produk dana dan inovasi produk. Selain itu, sebut Irfan, Bank BJB pun terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dengan peningkatan elektronik banking untuk meningkatkan fee based income.  

‘’Bank BJB akan terus berupaya menjadi bank nasional dengan pertumbuhan profit yang tinggi dan berkesinambungan,’’ ujar Irfan seusai analyst meeting di Jakarta, Jumat (14/10). Pihaknya berkomitmen dengan pengembangan perusahaan yang diarahkan untuk memasuki next level.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement