REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Jepang berniat menanamkan investasinya untuk proyek kereta berkecepatan medium yang menghubungkan Jakarta-Surabaya. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah menginginkan agar proyek tersebut dapat dimulai tahun depan.
"Kita berharap paling lambat quarter kedua 2017 sudah bisa mulai," ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (11/10). Luhut usai menghadap Presiden Jokowi untuk menyampaikan hasil kunjungannya ke Jepang pekan lalu.
Dia mengatakan, pemerintah Jepang akan segera melakukan studi kelayakan pembangunan jalur kereta sepanjang 200 kilometer tersebut dalam waktu dekat. Studi itu sekaligus akan mengkaji seperti apa model pengelolaan kereta itu nantinya.
Menurut Luhut, proyek kereta Jakarta-Surabaya memiliki nilai investasi 2,5 miliar dolar AS-3 miliar dolar AS. Namun begitu, ia sendiri belum tahu pasti berapa nilai investasi yang akan ditawarkan pemerintah Jepang. Sebab, selain di proyek kereta, Jepang juga akan menanamkan investasi di sejumlah proyek lain di sektor kemaritiman, antara lain pembangunan Pelabuhan Patimban dan Blok Masela.
"Proyek kereta kan 2,5 miliar dolar AS, Patimban 4 miliar dolar AS, ya mungkin bisa dekat-dekat 8-10 miliar dolar AS," ujarnya.
Pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya akan dilakukan dengan memperkuat bantalan rel yang saat ini telah ada. Kemudian, perlintasan sebidang yang jumlahnya sekitar seribu titik juga akan dihilangkan dengan cara membangun terowongan bawah tanah. "Sehingga nanti tidak ada lagi palang-palang yang menimbulkan banyak korban," ujar Luhut.