REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi para peternak sapi akan didorong untuk bisa melakukan impor sapi bakalan. Selain bakalan, koperasi juga diharuskan mendatangkan sapi indukan dengan perbandingan 1:10 (indukan:bakalan).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, koperasi peternak sapi selama ini memang kurang begitu baik dalam hal pengelolaan dana. Sehingga uang yang dimiliki koperasi tersebut tidak banyak. Namun dengan jumlah koperasi yang banyak, maka koperasi ini bisa digabungkan dan menjadi sebuah korporasi guna mengimpor sapi bakalan dan indukan.
"Jadi nanti koperasi yang dikorporasikan. Supaya mereka jadi kuat dan cukup dana dalam impor sapi," kata Amran di kantornya, Senin (10/10). Amran menuturkan, dengan adanya korporasi dari gabungan koperasi maka korporasi tersebut bisa melakukan pinjaman dari perbankan untuk menutup anggaran pada saat mengimpor sapi bakalan dan indukan.
Selain itu, dengan adanya korporasi maka perusahaan dari gabungan koperasi ini tidak hanya bisa ikut berperan dalam mengimpor sapi indukan. Korporasi juga bisa membangun perusahaan feedloter sendiri. Persoalan yang selama ini menghambat di hulu hingga hilir terkait peternakan sapi pun diharap bisa teratasi dengan keberadaan korporasi tersebut.
Menurut Amran, selama ini jumlah sapi di peternak makin hari makin berkurang. Sapi indukan pun mulai terancam karena banyak Peternak memilik memotong sapi indukan guna menutupi perekonomian. Dengan peternak yang diikutsertakan dalam beternak sapi indukan hasil impor, maka jumlah sapi anakan setiap tahunnya akan bisa bertambah.
Harapannya, sapi bakalan setiap tahunnya bisa berkurang dengan semakin banyaknya sapi yang dihasilkan dari sapi indukan yang didatangkan. Sebab pada tahun tertentu, pasti akan ada kelebihan jumlah sapi karena sapi indukan yang didatangkan pada saat impor. "Kalau tidak dipakai cara ini, kita akan impor terus. Kalau begitu negara kita bisa habis," kata Amran.