Sabtu 08 Oct 2016 02:08 WIB

Mendag Janji Datangkan Investor Pertanian ke Kebumen

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Budi Raharjo
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memanen jagung, di Desa Montok, Larangan, Pamekasan, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Guna memaksimalkan serapan hasil pertanian Kabupaten Kebumen, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berjanji akan mendatangkan investor ke kabupaten setempat. Dengan menghubungkan petani kepada investor, setidaknya komoditas hasil panen sudah memiliki kejelasan nasib akan disalurkan pada siapa.

"Saya akan datangkan investor. Nanti investor aka kita hubungkan dengan petani dan pengusaha lokal agar mereka mau menanam komoditas pertanian di sini," kata Enggartiasto pada panen aaya dan rencana tanam jagung 5.000 hektare di Desa Ambalkliwonan, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jateng, Jumat (7/10).

Sehingga melalui kerja sama yang terjalin, investor akan memberikan bantuan pada petani. Baik berupa benih ataupun pupuk. Dengan kerja sama tersebut, petani pun wajib menyetorkan hasil panennya pada investor. Kondisi ini jelas memberikan keuntungan bagi dua belah pihak.

Di mana investor bisa memperoleh harga murah, dan petani mendapat kejelasan pemasaran. "Jadi petani tidak perlu lagi khawatir untuk menanam jagung atau komoditas lain. Kan sudah jelas pembelinya siapa," tutur Enggartiasto.

 

Meski demikian, ia mengingatkan agar petani tetap pertahankan harga jual komoditas sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat. Pasalnya setiap komoditas memiliki batas terendah harga jual, seperti jagung senilai Rp 3.150 per kilogram.

Jika pola kerja sama investor dan petani tersebut sudah berjalan, Enggartiasto yakin kesejahteraan hidup petani dapat meningkat. Di sisi lain kebutuhan pangan lokal pun dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Sehingga negara tidak perlu impor lagi dari luar negeri.

Enggartiasto menyampaikan, sistem kerja sama itu tidak hanya berlaku di sektor pertanian jagung. Tapi juga berlaku bagi komoditas lain. Bahkan hal yang sama juga dapat diterapkan pada sektor peternakan, termasuk pada sapi pedaging.

Selain menghidupkan jaringan investasi, Kemendag juga berencana untuk membenahi pasar-pasar tradisional di daerah. Karena melalui pasarlah komoditas pertanian disalurkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement