REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Indeks Harga Pangan lagi naik 2,9 persen pada September dari Agustus, terutama didorong oleh lonjakan harga produk-produk susu, menurut data yang dirilis oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Kamis (6/10).
Harga biji-bijian dan sereal, komponen terbesar dalam indeks harga pangan, turun 1,9 persen, karena panen padi yang baik di Asia. Tapi itu tidak cukup untuk mengimbangi kenaikan harga-harga di sektor-sektor lainnya. Kenaikan terbesar berasal dari harga-harga produk susu, yang melihat melompat 13,8 persen karena produksi susu rendah di Eropa.
Harga gula juga melonjak, naik 6,7 persen karena cuaca buruk di Brazil, produsen gula terkemuka di dunia. Sementara itu, harga untuk lemak dan minyak naik 2,9 persen dan harga daging datar.
Dengan peningkatan pada September, indeks keseluruhan sekarang 10 persen lebih tinggi daripada setahun lalu. Indeks sekarang telah meningkat dalam tujuh dari delapan bulan terakhir, setelah hampir dua tahun menurun.
Meskipun terjadi kenaikan harga baru-baru ini, laporan Food Outlook FAO memperkirakan harga akan tetap seimbang selama tahun depan, dengan produksi pertanian diperkirakan akan datar. Indeks FAO berikutnya, yang didasarkan pada sekeranjang 55 barang dan 73 kutipan harga dalam lima kelompok komoditas pangan utama, akan dirilis pada 10 November.