Kamis 06 Oct 2016 18:39 WIB

Pembiayaan Mobil Baru MTF Tumbuh 12,5 persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Mandiri Tunas Finance
Foto: mtf.co.id
Mandiri Tunas Finance

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatat pada Kuartal III 2016 pembiayaan untuk mobil baru (new car) tumbuh 12,50 persen dari total pembiayaan mobil baru pada 2015.

Direktur Utama MTF, Ignatius Susatyo menjelaskan, berdasarkan data asosiasi kendaran bermotor Indonesia (Gaikindo), otomotif hanya tumbuh satu persen hingga Juli-Agustus. Sehingga, perseroan menilai mobil baru akan terus tumbuh.

“Impact dari adanya pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) pun hanya tumbuh satu persen. Jadi kita masuk ke pasarnya kompetitor, kita ambil pasar mereka, mobil baru,” ujar Ignatius di Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (6/10).

Ignatius mengungkapkan, sejak awal pihaknya memperkirakan segmen mobil komersial akan menurun sejalan dengan turunnya harga komoditas. Baik itu pertambangan maupun perkebunan.

Sehingga segmentasi pasar dalam penjualan mobil baru pun tergeser, dari sebelumnya segmen komersial atau mobil niaga menguasai 60 persen dan segmen passenger sebanyak 40 persen. Namun menurutnya saat ini berubah drastis, dimana passenger car menjadi 80 persen dan komersial tinggal 20 persen.

“Itu terlihat dari data Gaikindo seperti kelompok Mistubishi, Daihatsu, Suzuki, itu komersialnya turun sekali,” katanya.

Ignatius mengatakan, prediksi MTF itu terbukti ketika dalam pameran GIIAS yang lalu tidak ada commersial car yang baru, dimana semua perusahaan otomotif bermain di passenger car. Kondisi ini, kata dia, bertolak belakang ketika pemerintah malah menggejot infrastruktur, sementara permintaan mobil komersial malah menurun, dengan kondisi NPF yang memburuk.

“Rupanya mereka meng-utilisasi unit yang sudah ada, sehingga tidak ada pembelian yang baru. Padahal infrastruktur dibangun pemerintah dalam skala besar,” katanya.

Tercatat hingga Kuartal III 2016, pembiayaan MTF tumbuh 11,84 persen atau sebesar Rp 1,9 triliun menjadi Rp 13,4 triliun dari Rp 11,9 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara pembiayaan bermasalah (NPF Net) pun dijaga dengan baik yakni 0,86  persen. Angka tersebut lebih baik dari NPF posisi September 2015 yang sebesar 0,9 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement