Rabu 05 Oct 2016 11:38 WIB

Belanja Muslim Global Capai 3 Triliun Dolar AS

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Kota Dubai
Foto: asianranking.com
Kota Dubai

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Dalam serial ke empat dan terbaru State of the Global Islamic Economy Report (SGIE) 2016-2017 yang dibuat Thomson Reuters bersama Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai (DIEDC) dan DinarStandard menyebutkan, belanja Muslim global untuk sektor riil halal mencapai 1,9 triliun dolar AS dan aset sektor keuangan Islam mencapai 2 triliun dolar AS. Secara agregat, pengeluaran Muslim global mencapai 3,1 triliun dolar AS pada 2015.

Pangan masih jadi pos belanja utama Muslim global sebesar 1,7 triliun, disusul belanja pakaian dan aksesorisnya 243 miliar dolar AS, belanja media dan rekreasi 189 miliar dolar AS, pariwisata 151 miliar dolar AS, serta belanja farmasi dan kosmetik 78 miliar dolar AS.

Laporan ini juga memperkirakan pendapatan perusahaan-perusahaan pangan bersertifikat halal secara global bisa mencapai 415 miliar dolar AS. Dari sisi pendapatan, pangan halal adalah pilar terbesar ekonomi Islam sekaligus industri yang matang dengang investasi privat yang terus meningkat. Perbaikan regulasi juga terus muncul dengan pengenalan akreditasi badan sertifikasi halal dan mendorong lebih banyak pemain di industri halal.

Sementara sektor keuangan Islam juga menunjukkan pertumbuhan yang tetap solid dan pentingkatan kecanggihan. Industri ini juga tengah tumbuh bersama ramainya aneka format jasa keuangan digital dan jasa modal patungan (//crowdfund//). Sayangnya, sektor ini, masih terhambat kurangnya kesadaran penawaran produk baru. Padahal, peluang pertumbuhan industri keuangan Islam diprediksi menjadi 3,3 triliun pada 2021.

Pariwisata halal juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan bertambahnya resort pantai halal, maskapai khusus wisata halal, dan aneka portal daring yang menjawab kebutuhan Muslim saat bepergian seperti Airbnb, Bookhalalhomes, TripAdvisor, dan Tripfez. Belanja Muslim untuk sektor ini diprediksi mencapai 243 miliar dolar AS pada 2021.

Fesyen Muslim juga tak bisa diabaikan para pemain utama seperti Dolce & Gabbana, Uniqlo, dan Burberry. Investasi dan transaksi yang meningkat, belanja fahsion Muslim diproyeksi akan mencapai 368 miliar pada 2021.

Produk farmasi dan kosemtik halal juga terus tumbuh dengan makin berkembangnya temuan bahan kimia halal dan pengembangan yang dilakukan seperti cat kuku permeabel dan vaksin halal. Secara agregat, belanja Muslim untuk sektor ini diprediksi mencapai 213 miliar dolar AS pada 2021.

Media dan rekreasi halal turut mengarahkan Muslim pada kesadaran nilai-nilai melalui aneka kanal. Di sektor ini, belanja Muslim diproyeksikan akan mencapai 262 miliar dolar pada 2021.

Kepala Dubai Chamber yang sekaligus anggota DIEDC, Majid Saif Al Ghurair, mengatakan, ekonomi Islam kian matang, tumbuh makin kompleks, dan makin stabil tiap tahunnya. Sektor-sektor yang ada di dalamnya menyediakan solusi ampuh melawan stagnansi pasar global saat ini.

"SGIE Report menunjukkan dengan bukti dan data pertumbuhan dan potensi ekonomi Islam," kata Al Ghurair seperti dikutip Saudi Gazette, Rabu (5/10).

CEO DIEDC, Abdulla Mohammed Al Awar, mengatakan, di tahun keempat SGIE menampilkan fakta baru bahwa penguatan etika di ekonomi Islam dan kerangka regulasi mampu mengarahkan pertumbuhan ekonomi global. Tantangan utama bagi ekonomi Islam saat ini adalah masih perlunya memotivasi Muslim di seluruh dunia terutama kawula muda untuk mengembangkan ekosistem dan mengambil peran terintegrasi dalam proses produksi ekonomi Islam.

"Dengan begitu, Muslim bisa bertransformasi menjadi basis konsumen dan basis produksi yang menciptakan masa depan lebih berkelanjutan," kata Al Awar.

Managing Director, Middle East and North Africa, Thomson Reuters, Nadim Najjar, mengatakan, ekonomi Islam adalah salah satu cabang ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia saat ini. Cakupan sektor-sektor ekonomi Islam sangat diharapkan bisa mendorong ekonomi Islam tetap bergerak di masa depan. "Laporan tahunan ini poin baru referensi bagi pemangku kepentingan terkait untuk melihat ke depan dan memerhatikan tren ekonomi Islam," kata dia.

Ekonomi Islam terus berevolusi dengan generasi muda Muslim yang berpegang pada nilai Islam sebagai kunci. Mereka mengarahkan produsen untuk menyediakan produk dan jasa yang sesuai nilai yang mereka. Mereka pun tidak lagi dianggap sebagai segmen pasar tertutup di ekonomi global.

Laporan tahunan SGIES seri keempat ini akan resmi diluncurkan dalam Global Islamic Economy Summit 2016 (GIES) pada 11-12 Oktober mendatang di Madinat Jumeirah Dubai.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement