Selasa 04 Oct 2016 13:58 WIB

Jokowi Bahas Peningkatan Kerja Sama Negara dengan 18 Dubes

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
RUU Penyelenggaraan Pemilu. Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/9).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
RUU Penyelenggaraan Pemilu. Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat melakukan pembicaraan dengan para duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBPP)  dari ‎18 negara saat Jokowi menerima surat kepercayaan dari para dubes tersebut di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/10). Dalam pembicaraan tersebut, Jokowi membahas mengenai peningkatan kerja sama di berbagai sektor.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ‎mengatakan, Presiden menanyakan prioritas kerja sama yang akan diusung para dubes tersebut selama berada di Indonesia. "Rata-rata fokusnya di bidang ekonomi. Tapi ada juga di bidang pertanian dan pendidikan vokasi," kata Retno.

Retno ‎menjelaskan, pembahasan kerja sama pendidikan vokasi dilakukan saat melakukan pembicaraan dengan Dubes Jerman Michael Freiherr von Ungern-Stemberg. Menurut Retno, Jokowi ingin ada tindak lanjut dari hasil kunjungan Jokowi ke Jerman beberapa waktu lalu mengenai pendidikan vokasi.

Selain pendidikan, Jokowi juga membahas mengenai peningkatan kerja sama di bidang energi. Salah satunya dengan Dubes Turki. "Turki ini memang sudah memulai kerja sama di bidang energi terutama geothermal," ujar dia.

Sedangkan dengan Dubes Arab Saudi, Jokowi menanyakan rencana investasi Saudi. Menurut Retno, Saudi sebelumnya ingin melakukan investasi di tiga sektor yakni refinery, pariwisata, dan perumahan murah.

"Dengan pertemuan khusus ini, masing-masing dubes memiliki kesempatan yang lebih pribadi dengan Presiden untuk menyampaikan prioritas kerja sama masing-masing negara," kata Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement