Ahad 02 Oct 2016 20:46 WIB

Industri Makin Ramai, PLN Tambah Kapasitas Gardu Induk Baru di Bekasi

Pekerja melakukan pengecekan di Gardu Induk Tegangan Tinggi. (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melakukan pengecekan di Gardu Induk Tegangan Tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menambah kapasitas daya gardu induk Raja Paksi yang berada di Cibitung, Bekasi. Langkah ini ditempuh dengan mempertimbangkan lonjakan kebutuhan listrik untuk industri di kawasan Bekasi.

Deputi Manajer Komunikasi PLN Distribusi Jawa Barat Suargina menjelaskan mulai Oktober ini, selain menyuplai listrik ke PT Gunung Raja Paksi melalui Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150 kilo Volt, gardu induk yang terdiri dari 3 buah trafo dengan kapasitas masing-masing 60 MVA ini juga akan memasok kebutuhan listrik pelanggan industri maupun pelanggan umum di daerah Cibitung dan Cikarang.

"Keberadaan Gardu Induk yang menghubungkan Gardu Induk Cikarang dan Gardu Induk Gandamekar ini akan mampu menambah 8 jalur jaringan menengah baru dengan kapasitas beban masing-masing hingga 8 megaWatt (MW)," ujar Suargina melalui siaran pers, Ahad (2/10).

 

Jika digunakan untuk mengalirkan listrik bagi rumah tangga, lanjutnya, maka trafo sebesar 60 MVA dapat menyalakan lebih dari 46 ribu rumah dengan daya 1.300 VA. Suargina melanjutkan, berbagai jenis industri di Bekasi memang tumbuh subur, mulai dari peleburan baja, otomotif, keramik, dan industri lainnya.

Sepanjang Januari hingga Agustus 2016, PLN mencatat pemakaian listrik pelanggan industri di Bekasi mencapai 3,1 TeraWatt hour (TWh) atau 3,1 miliar kiloWatt hour (kWh). Angka ini tumbuh 10,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sekitar 2,8 TWh.

Secara keseluruhan, pemakaian pelanggan listrik PLN di Bekasi di tahun 2016 ini mencapai 5,7 TWh, yang juga naik sekitar 9,6 persen dari periode yang sama di tahun 2015 yaitu 5,2 TWh. Adapun beban Bekasi di siang hari adalah 1.112 MW, selisih 18 MW dengan beban malamnya yang besarnya 1.130 MW. Sapto Andika Candra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement