REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat mengajak masyarakat untuk menukar uang koin rupiah dengan uang pecahan kertas agar bisa sebagai alat pembayaran.
"Melalui Gerakan Peduli Koin, kami mengajak masyarakat menukarkan uang koin rupiah yang mengendap atau tidak mereka gunakan sebagai bentuk penghargaan terhadap mata uang ini," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (Prijono) di Mataram, Sabtu (24/9).
Ia mengatakan bahwa Gerakan Peduli Koin digelar selama dua hari, mulai 1 hingga 2 Oktober, dengan mengambil lokasi di Tugu Taman Gogo Rancah (Gora) Udayana, Kota Mataram. Dalam melaksanakan kegiatan yang bersifat edukasi itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Mataram pada hari yang sama mengadakan acara Festival Makanan 2016.
Prijono menjelaskan bahwa Gerakan Peduli Koin berlatar belakang tidak berjalannya peredaran dan perputaran uang logam rupiah di kalangan masyarakat. "Itu juga sebagai upaya mengedukasi masyarakat dari isu yang merebak bahwa tidak berlakunya uang logam pecahan Rp 200, Rp 100 dan Rp 50," ujarnya.
Pada saat kegiatan, kata dia, uang logam dapat dijadikan sebagai setoran tabungan kepada bank dengan cara mengumpulkan dan memilah, kemudian dimasukkan dalam kantong transparan sebelum ditukarkan.
"Selama kegiatan berlangsung, kami juga mengadakan permainan seru, hiburan, dan bingkisan, di samping memberikan edukasi rupiah kepada masyarakat," ujarnya. Prijono berharap masyarakat berbondong-bondong menukarkan uang logam sebagai bentuk kepedulian terhadap rupiah yang menjadi simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.