Kamis 22 Sep 2016 21:02 WIB

Kebangkitan Sektor Properti dalam Negeri

Sektor properti dalam negeri mulai bangkit kembali.
Foto: Republika
Sektor properti dalam negeri mulai bangkit kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA   --  Pengamat sektor properti Ali Tranghanda memperkirakan sektor properti di Tanah Air yang sempat melesu dalam beberapa tahun terakhir akan mulai mengalami titik balik menuju kebangkitan pada semester II tahun 2016.

"Diperkirakan akan ada turning point (titik balik) pada semester II/2016. Siklus properti sudah berada di titik paling bawah sehingga kemungkinan naiknya bakal lebih besar," kata Ali Tranghanda dalam diskusi "Potensi Dana Repatriasi Amnesti Pajak di Ranah Properti" di Synthesis Square, Jakarta, Kamis (22/9).

Menurut Ali, saat ini yang diperlukan adalah meningkatkan upaya optimisme sektor properti sehingga jangan sampai ada lagi pesimisme dalam aktivitas perekonomian penting secara nasional tersebut. Dia berpendapat siklus properti itu memang ada dan dari pergerakan yang ada, maka fase turunnya adalah pada periode 2014-2015.

Ali yang juga merupakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch itu juga mengingatkan bahwa mulai kuartal II/2016 juga ada beragam stimulus yang diberikan oleh pemerintah.

Ali juga mengatakan kondisi demografi saat ini juga sangat mendukung karena banyak penduduk yang sedang berada dalam usia produktif serta sekitar 40 persen termasuk kelas menengah yang memiliki penghasilan sekitar Rp 5-20 juta per bulan. "Jadi potensinya ada di sana," katanya.

Namun, Ali mengingatkan karena ada amnesti pajak maka banyak kelas menengah yang saat ini disibukkan dengan itu. Sedangkan pada akhir tahun biasanya penjualan properti agak sepi.

Sementara pada awal 2017 juga masyarakat sepertinya juga disibukkan dengan pemilihan kepala daerah seperti pada Pilkada DKI Jakarta, dan setelah pesta demokrasi itu diperkirakan akan ada gairah di sektor properti.

Apalagi, Ali juga melihat meski terlalu tinggi, tapi tingkat suku bunga di sejumlah perbankan juga sudah mulai ada penurunan dan trennya ke bunga rendah, yang biasanya selanjutnya bakal diikuti dengan meningkatnya investasi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement