Rabu 21 Sep 2016 19:57 WIB

Kurangi Impor, Pertamina Racik Premium Sendiri

Rep: intan pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Petugas memeriksa nosel dan selang di SPBU Pertamina. (ilustrasi)
Foto: Sigid Kurniawan
Petugas memeriksa nosel dan selang di SPBU Pertamina. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) sedang melakukan inovasi membuat racikan BBM sendiri untuk memenuhi permintaan domestik dan mengurangi impor BBM jenis Premium. Sistem racikan Premium ini sudah ada di Tanjung Uban, Bintan.

Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Daniel Purba mengatakan,‎ fasilitas blending Tanjung Uban sebelumnya hanya berperan sebagai terminal BBM berkapasitas 60 ribu kilo liter (KL). Namun ada pengembangan dengan membangun infrastruktur racikan BBM, penambahan empat tangki kapasitas 50 ribu KL dan dermaga berkapasitas 100 ribu DWT.

"Pertamina dapat meracik BBM sendiri di luar fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang), sehingga impor premium dapat berkurang sebanyak 2 juta KL per bulan dan mengurangi biaya pengadaan BBM," ujar Daniel di Gedung Pertamina Pusat, Rabu (21/9).

Daniel mengatakan sudah ada kilang dengan kapasitas 15 ribu KL yang siap untuk mengolah racikan tersebut. Padahal selama ini tangki tersebut hanya menjadi tempat penampungan saja. 

Daniel menuturkan, ‎penurunan biaya pengadaan BBM pun terjadi karena Pertamina bisa mencari bahan mentah pembuatan BBM dan meraciknya sendiri untuk jadi Premium. Fasilitas yang pertama kali dimiliki Pertamina tersebut ke depannya juga akan menghasilkan Pertamax dan Pertalite

"‎Kita sedang berusaha melakukan aktivitas sendiri. Memang Singapura saja yang bisa blending, kita mulai dengan migas 88," tutur Daniel.

Saat ini Pertamina sedang mempelajari cara pencampuran bahan mentah untuk menghasilkan BBM‎ dan sedang mencari kemungkinan kerja sama untuk pengembangan bisnis di luar negeri. "Blending juga ada risikonya juga. Tidak gampang, kita sedang mempelajari kemungkinan melakukan, sambil menunggu terminal selesai," tutur Daniel.

Daniel melanjutkan, fasilita‎s tersebut ditargetkan selesai Desember 2016 dan dapat beroperasi komersial semester I 2017.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement