Rabu 21 Sep 2016 17:40 WIB

BI 7 Day Repo Rate Diprediksi Turun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Kantor Bank Indonesia
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kantor Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga kebijakan BI 7 Day (Reverse) Repo Rate pada Kamis besok. Pengamat ekonomi menilai, bank sentral akan menurunkan suku bunga kebijakan tersebut sebesar 25 basis poin.

Ekonom dari Kenta Institute Eric Sugandi menilai, masih ada ruang pelonggaran moneter, sehingga bank sentral akan menurunkan nilai suku bunga kebijakannya dari 5,25 persen menjadi 5,00 persen. "Masih ada ruang untuk pelonggaran moneter karena inflasi terkendali dan rupiah cenderung stabil," ujar Eric pada Republika, Rabu (21/9).

Selain itu, ia menilai jika bank sentral AS, the Fed, dan bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), akan tetap mempertahankan nilai suku bunga mereka. Jika the Fed menaikkan suku bunga Fed Fund Rate, maka BI akan mempertahankan BI 7 Day Repo Rate pada 5,25 persen. Karena kenaikan Fed Fund Rate akan menekan mata uang emerging markets, termasuk rupiah, dalam jangka pendek.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, ekspektasi inflasi terkendali dan diperkirakan akan berada dikisaran 3,0 - 3,3 persen pada akhir 2016. Sementara, nilai tukar rupiah cenderung stabil di tengah capital inflow yang besar karena positif sentimen dari kecilnya kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada bulan ini. 

Adanya sentimen dari kebijakan amnesti pajak juga dinilai menjadi alasan bank sentral akan menurunkan suku bunga kebijakan. "Mengingat masih rendahnya permintaan kredit dan lemahnya daya beli masyarakat, pelonggaran kebijakan moneter diharapkan dapat menjaga momentum pertumbuhan ditengah potensi pemangkasan belanja pemerintah," kata Josua.

Namun, kata Josua, otoritas moneter perlu berkoordinasi juga dengan otoritas fiskal mengingat rencana pemerintah untuk menerbitkan tambahan Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 37 trilliun yang dinilai berpotensi menyebabkan kondisi crowding out (berebut likuiditas). "Selain itu supaya lebih optimal untuk menjaga momentum pertumbuhan, khususnya mendorong lagi konsumsi masyarakat, perlu juga koordinasi kebijakan fiskal yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat," katanya.

Sebelumnya pada 19 Agustus yang lalu, Bank Indonesia (BI) mereformulasi suku bunga kebijakannya menjadi BI 7 Day Repo Rate. Keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang dilaksanakan Rabu dan Kamis ini akan menentukan perubahan tingkat suku bunga kebijakan yang dinilai mencerminkan pasar uang jangka pendek tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement