REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertumbuhan perbankan syariah diperkirakan bakal lebih baik tahun depan. Konversi sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) menjadi bank syariah mendorong pertumbuhan tersebut.
Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Syariah (CIBEST) IPB Irfan Syauqi Beik mengakui pertumbuhan perbankan syariah melambat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, tahun lalu tumbuh dengan persentase terendah dalam satu dekade terakhir.
Namun, ujar Irfan, pada 2016 ini beberapa bank syariah besar mulai tumbuh kembali. Ditambah dengan konversi Bank Aceh dan rencana konversi bank daerah lain menjadi bank syariah.
"Memang, satu atau dua bank syariah ada yang bermasalah dimana aset mereka terus turun, dan beberapa BPRS juga ada yang ditutup. Tapi, yang tumbuh lebih banyak lagi," ujar Irfan kepada //Republika//, Selasa (6/9).
Dengan pertumbuhan yang mulai membaik, Irfan optimistis pada 2017 keuangan syariah akan tumbuh lebih baik ketimbang 2015 dan 2016. Perlambatan pertumbuhan keuangan syariah berkaitan dengan kondisi perekonomian global, terutama perlambatan sektor riil. Hal ini karena basis akad keuangan syariah merupakan sektor riil.
Namun, menurut Irfan, justru ada peluang-peluang besar di sektor riil syariah seperti industri pangan halal, pariwisata syariah, dan fesyen islami. Oleh karena itu, bank syariah harus mulai memikirkan untuk ekspansi ke sektor-sektor tersebut selain ke pembiayaan ritel konsumen. "Siapa tahu, sektor-sektor seperti itu bisa membantu memperkuat perbankan syariah kita," kata Irfan.
Irfan memperkirakan keuangan syariah sampai akhir 2016 bisa tumbuh paling tidak sampai 10 persen. Hal ini dapat dicapai apabila kinerja bank-bank syariah yang besar bisa ditingkatkan sampai akhir tahun.