REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jendral Hubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Pudji Hartanto mengatakan pelarangan truk bersumbu dua melintasi tol Cipali selama libur Idul Adha akan sangat membantu kelonggaran arus mudik. Pudji menilai, kebijakan tersebut akan sangat memperngaruhi arus lalu lintas selama libur Idul Adha.
Pudji menjelaskan, dalam kunjungannya kemarin ke Pintu Tol Brebes timur saja, ada banyak truk yang menumpuk di tol pada saat uji coba penutupan pintu tol selama lima menit. Pudji mengatakan hal tersebut membuktikan bahwa volume truk yang melintasi tol Cipali memang sangat besar.
"Lima menit dibehentikan saja kita tutup sebentar itu sudah panjang. Tonasenya sumbunya lebih dari dua. Nah makanya kita nggak mau mengulang kejadian kemarin. Pasti ada pengaruhnya dalam lalu lintas," ujar Pudji saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/9).
Namun Pudji tak menampik jika memang pasti ada respon dari pengusaha atas edaran ini. Ia mengatakan, dampak ekonomi tersebut harus bisa disesuaikan oleh para pengusaha. Ia mengatakan, selagi peraturan tersebut belum berlaku pihak pengusaha bisa mengebut pengiriman. Jika sudah berlaku, maka pengusaha harap mensiasati pengiriman dengan cara lain.
"Kalau soal ekonomi dia harus pandai, sebelum diberlakukan dia pakai kendaraan yang sumbunya masih sesuai. Nanti pada saatnya pakai sumbu yang diperbolehkan," ujar Pudji.
Ia menambahkan, yang dilarang oleh pemerintah merupakan penggunaan akses tol. Truk bertonase besar masih bisa melewati jalur pantura nontol yang selama ini memang jauh lebih lengang dibandingkan tol Cipali.
Ia mengatakan, meski akan berdampak pada waktu dan kapasitas kendaraan namun jika memang terdesak, jalur pantura nontol bisa menjadi pilihan.
"Itu sangat bisa, hanya kembali pada nontol akan berpengaruh pada kapasitas dan kecepatan kendaraan. Nanti pasti Polri bisa bantu untuk mengurai lalu lintas dan membagi bagi jalur," ujar Pudji.
Baca juga: Pemudik Diimbau Manfaatkan Jalur Selatan Saat Libur Idul Adha