Senin 05 Sep 2016 07:11 WIB

Geliat Ekonomi Kreatif Perajin Batik Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Maman Sudiaman
Batik Khas Sukabumi
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Batik Khas Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID,  Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi kreatif pembuatan batik di Kota/Kabupaten Sukabumi begitu pesat. Penyebabnya, para pegawai di lingkungan pemerintahan dan swasta diharuskan untuk membiasakan menggunakan batik pada hari-hari tertentu.

Peluang tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah perajin batik khas Sukabumi. Mereka memunculkan ide kreatif dalam mendesain batik dengan motif dan corak khas Sukabumi. Di antaranya seperti perajin batik Lokatmala, batik Kenarie, dan sejumlah perajin batik lainnya. 

Perajin batik Lokatmala saat ini telah melahirkan sepuluh motif batik khas Sukabumi. Kesepuluh motif itu yakni Sukabumi Masagi, Leungli, Gunung Parang, Candramawat, Elang Jawa Situgunung, Kendi Gilang Kancana, Wijayakusuma, Biji Pala, Rereng Tjiwangi, dan Leuit si Jimat.‘’ Batik motif khas Sukabumi ini sebagian sudah mendapatkan HAKI (Hak atas kekayaan intelektual-red) dari Kementerian Hukum dan HAM,’’ ujar perajin batik Lokatmala, Fonna Melania kepada Republika belum lama ini.

Dari sepuluh motif, sebanyak tiga di antaranya sudah mendapatkan sertifikat HAKI.Tiga motif tersebut yakni Sukabumi Masagi, Leungli di Gunung Parang, dan Candramawat. Ketiga motif batik khas Sukabumi ini sudah dikenal luas masyarakat. Fenomena tersebut salah satunya dikarenakan adanya keharusan para pegawai untuk menggunakan motif batik Sukabumi.Fonna menerangkan, motif batik Sukabumi didasarkan pada ciri khas Sukabumi. Misalnya batik Leungli yang mengandung pengertian ikan. Sejak dulu Sukabumi memang dikenal dengan kota ikan. Di kota ini terdapat lokasi pengembangan budidaya ikan nasional yang kini dikenal dengan nama Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT).

Menurut Fonna, motif batik khas Sukabumi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi daerah. Terlebih, motif ini telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah berupa lahirnya HAKI. Untuk mendapatkan HAKI lanjut Fonna, harus melalui beberapa tahapan yang ketat. Namun, akhirnya pada Desember 2015 dua motif batikya mendapatkan HAKI yakni Sukabumi Masagi dan Leungli. Sementara motif batik Candramawat baru mendapatkan HAKI pada Mei 2016 lalu.

Setelah dikeluarkannya HAKI, kata Fonna, ia berharap usahanya semakin berkembang lebih baik dibandingkan sebelumnya.  Bahkan, ke depan ia akan mengajukan beberapa motif batik lainnya untuk mendapatkan pengakuan serupa. Sehingga keberadana batik Sukabumi makin dikenal secara luas.Di sisi lain ungkap Fonna, perkembangan batik di Sukabumi juga tidak lepas dari dukungan pemerintah.

Pemkot Sukabumi misalnya mengeluarkan kebijakan agar para pegawai menggunakan batik dalam beberapa hari kerja. Langkah tersebut cukup menggairahkan usaha pembuatan batik. Selain itu pemerintah juga memfasilitasi proses penerbitan HAKI bagi pengrajin batik. Contohnya penerbitan HAKI untuk dua motif yakni Sukabumi Masagi dan Leungli di Gunung Parang pada Desember 2015 lalu. Perajin batik lainnya yang dikenal di Sukabumi yakni batik Kenarie.  Perajin batik tersebut mengeluarkan empat motif batik yakni batik Paku Jajar, Pisang Kole, Daun Teh, dan motif Buah Pala. Motif batik khas asal Kota Sukabumi ini juga mulai dikenal luas masyarakat. Batik Kenarie sudah didirikan sejak 2014 lalu. Batik yang diproduksinya sudah menembus pasar nasional dan bahkan dipamerkan hingga ke luar negeri.

‘’ Proses pembuatan batik Sukabumi menggunakan teknik printing, tulis, dan cap,’’ ujar pemilik batik Kenarie Irma Silvyani. 

Batik tersebut menggunakan warna yang sangat beragam dan motif yang dihasilkan sangat unik serta menarik.Intinya,lanjut Irma, batik Sukabumi melambangkan ciri khas Sukabumi yang diambil dari alam dan satwa. Motif batik tersebut telah memikat masyarakat baik lokal Sukabumi maupun daerah lain serta luar negeri. Batik Sukabumi juga telah mengikuti fashion show di sejumlah tempat. Di antaranya di Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel), Jepang, Australia, dan beberapa tempat lainnya. 

Batik Sukabumi juga sering mengikuti sejumlah pameran produk usaha kecil dan menengah (UKM).Irma mengatakan, batik Sukabumi juga dipesan dari sejumlah daerah seperti Provinsi di Kalimantan. Hal ini menunjukkan adanya daya tarik bagi warga di luar Sukabumi untuk menggunakan batik Sukabumi.Ke depan lanjut Irma, para pengrajin batik Sukabumi bisa terus berkembang dan menjadi salah satu produk unggulan daerah. Salah satunya dengan membiasakan menggunakan batik sebagi ciri khas Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement