Rabu 31 Aug 2016 01:57 WIB

Market Share Perbankan Syariah Dinilai Masih Rendah

Seminar Perbankan Syariah yang digelar Mandala Institute.
Foto: dok
Seminar Perbankan Syariah yang digelar Mandala Institute.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Anggota Komisi XI DPR Ahmad Najib Qodratullah menyoroti masih rendahnya market share perbankan syariah di Indonesia. Menurut dia, dengan populasi Muslim di Indonesia yang mencapai kurang lebih 85 persen, sangat tidak masuk akal bila market share perbankan syariah hanya kurang dari 5 persen.

"Sebenarnya apa yang salah?" cetus Anggota DPR RI Dapil Jawa Barat II itu dalam Seminar Perbankan Syariah dengan tema “Refleksi Kritis Terhadap Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia”, yang digelar Mandala Institute, pada Senin (29/8), di Hotel Sutan Raja Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Najib mengajak seluruh elemen mari bahu membahu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli dan menggunakan sistem kehidupanya yang bersyariah.

Sementara itu, akademisi Latief Awaludin menyoroti kondisi objektif Perbankan Syariah yang saat ini secara nasional asetnya hanya sebesar Rp 60 triliun atau 2,1 persen saja dari total aset perbankan nasional. I"ni berarti perjuangan menuju kesuksesan perbankan syariah masih sangat jauh dari harapan sesungguhnya. Ada banyak aspek yang harus dibenahi, yaitu Aspek Konsep, Praktik, Kegunaan/Dampaknya, serta Aspek SDM," tutur ketua prodi Ekonomi STAI Persis Bandung ini.

Deputi Direktur Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan, Irfan Sukarna mengatakan, secara perkembangan keuangan Syariah global, Indonesia dipandang sebagai kekuatan dan memiliki potensi besar keuangan syariah global. Menurut dia, 10 negara terbesar di bidang keuangan syariah, yaitu: Malaysia, Arab Saudi, Iran, UAE, Kuwait, Qatar, Bahrain, Turki, Indonesia, dan Bangladesh.

Selain itu, kata Deputi Direktur DPBs ini, Indonesia telah memperoleh pengakuan internasional. Bersama dengan UAE, Arab Saudi, Malaysia dan Bahrain, Indonesia saat ini sudah dianggap berada dalam posisi  to offer lessons  kepada negara lain di dunia untuk pengembangan keuangan syariah serta menjadi kekuatan pendorong Keuangan syariah di masa depan.

"Sedangkan untuk berbagai pencapaian keuangan Syariah, Indonesia adalah negara dengan institusi keuangan Syariah terbanyak di dunia, jumlah nasabah retail terbesar dalam suatu pasar tunggal, sukuk retail pertama di dunia, Shariah Online Trading System pertama di dunia, Regulasi yang komprehensif relatif terhadap negara-negara lain," ujar Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement