Selasa 30 Aug 2016 10:28 WIB

Anak Perusahaan Bank Mandiri Tawarkan Modal untuk Startup Fintech

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Salah satu aplikasi FinTech, Drrupiah. FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Salah satu aplikasi FinTech, Drrupiah. FinTech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa finansial. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID,BANTEN -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendukung pelaku usaha rintisan (startup) yang memanfaatkan teknologi untuk menyediakan layanan keuangan atau Fintech. Dukungan tersebut dilakukan melalui perusahaan anak, Mandiri Capital Indonesia (MCI).

Mandiri Capital Indonesia merupakan perusahaan patungan di bidang pembiayaan investasi (venture capital) yang dimiliki Bank Mandiri (99 persen) dan Mandiri Sekuritas (1 persen). Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, MCI akan melakukan penyertaan modal pada perusahaan startup di bidang Fintech yang memiliki risiko tinggi sehingga kesulitan memperoleh pinjaman perbankan.

"Kami melihat pelaku usaha Fintech, termasuk mereka yang masih startup, sebagai sebuah peluang yang baik untuk berkolaborasi demi memberikan layanan keuangan terbaik dan paling efisien bagi nasabah," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo dalam Indonesia Fintech Festival & Conference (IFFC) 2016 di Banten, Selasa (30/8). Menurut Kartika, kehadiran Mandiri Capital Indonesia menjadi bukti keseriusan perseroan dalam mendukung pengembangan Fintech di Tanah Air.

Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, pihaknya mengelola dana sebesar Rp 500 miliar untuk disalurkan kepada startup Fintech yang potensial.

"Untuk itu, kami juga bersinergi dengan stakeholder lain, yakni Indigo Telkom Indonesia dan ActionCoach dalam menciptakan startup yang potensial melalui program Mandiri Inkubator Bisnis," ujar Eddi.

Eddi menjelaskan, melalui inkubator tersebut, selama enam bulan peserta mendapatkan teori dan aplikasi terkait pemahaman dan kemampuan teknis dalam mengelola bisnis, kedisiplinan dalam mengeksekusi rencana bisnis serta kemampuan dalam menganalisa strategi dan peluang pengembangan bisnis.

"Inkubator tersebut merupakan bentuk kontribusi perseroan secara non-finansial dalam turut serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi sektor ini," kata Eddi.

Baca juga: Jokowi: Fintech Bantu Tingkatkan Inklusi Keuangan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement