Ahad 21 Aug 2016 19:00 WIB

Ini Komentar Para Perokok Soal Wacana Harga Rokok

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Meningkatnya angka perokok di Asia diprediksi akan memicu naiknya angka penderita kanker paru.
Foto: Prayogi/Republika
Meningkatnya angka perokok di Asia diprediksi akan memicu naiknya angka penderita kanker paru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus kini ramai diperbincangkan. Pro dan kontra turut mewarnai usulan yang dicetuskan Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Apabila benar harga rokok dinaikkan, maka hal tersebut pasti berpengaruh pada aktivitas merokok para perokok aktif. Lalu bagaimana tanggapan mereka terkait rencana ini?

"Saya sangat mendukung dengan kenaikan harga rokok yang mahal, karena mendorong saya untuk berhenti merokok," ujar salah satu warga, Adri Maulana, kepada Republika.co.id, Ahad (21/8).

Adri biasa menghabiskan sebungkus rokok (20 batang) dalam waktu satu setengah hari. Menurut dia, harga rokok di Indonesia tergolong murah. Padahal, di luar negeri, harga sebungkus rokok bisa menyentuh angka Rp 250 ribu. Adri menduga harga yang murah membuat rokok mudah dijangkau semua pihak, termasuk para pelajar. "Sekelas pelajar saja mampu untuk beli rokok, apalagi bagi pekerja," kata dia.

Meski begitu, dia merasa kasihan dengan para pedagang rokok kecil mengingat mereka menggantungkan hidupnya dari berjualan rokok. Jika harga rokok benar dinaikkan, maka bukan tidak mungkin penghasilan mereka dari berjualan rokok menurun drastis.

Pendapat berbeda datang dari warga lainnya, Fattah. Dia berharap kenaikan harga tersebut hanya sebatas wacana saja dan jangan sampai diimplementasikan. "Itu memberatkan bagi para perokok," ujar warga Kelurahan Kayu Manis tersebut.

Fatah menyebutkan, apabila alasan kenaikan tersebut demi kesehatan masyarakat, maka sebaiknya pemerintah mencari jalan lain. Dia mengklaim, apabila para perokok dipaksa langsung berhenti merokok, maka akan membuat kondisi si perokok aktif menjadi kurang fit. "Badan enggak enak kalau tiba-tiba langsung enggak merokok sama sekali. Makanya pelan-pelanlah," ujarnya.

Terlebih lagi, saat ini sudah banyak imbauan dan juga larangan bagi para perokok aktif. Mulai dari larangan merokok di area tertentu hingga bungkus rokok yang dihiasi gambar-gambar menyeramkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement