Jumat 19 Aug 2016 19:21 WIB

650 Ribu Agen Asuransi Jiwa Ditarget Tersertifikasi Tahun Ini

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Asuransi jiwa, ilustrasi
Asuransi jiwa, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memasangkan target untuk menyertifikasi setidaknya 650 ribu agen sebelum akhir tahun ini. AAJI mencatat agen tersertifikasi hingga Juni 2016 baru sebanyak 513 ribu agen.

Angka tersebut masih jauh dari permintaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengampanyekan 10 juta agen asuransi tersertifikasi. Ketua Umum AAJI Hendrisman Rahim menilai bahwa target yang dipatok oleh OJK memang sangat ambisius, namun ia yakin perlahan pihaknya bisa memperluas jangkauan agen tersertifikasi di Indonesia, khususnya di daerah.

Ia menjelaskan agen masih menjadi penopang dalam industri asuransi jiwa di Indonesia. Pada kuartal Pertama 2016, dari total premi yang berhasil dikumpulkan oleh industri asuransi jiwa nasional sebesar Rp 34,30 triliun, sekitar 43.9 persen di antaranya merupakan kontribusi jalur distribusi keagenan. Untuk itu, kata Hendrisman, pihaknya mendesak adanya peningkatan jumlah tenaga pemasar berlisensi dan memastikan kualitas dan profesionalitas para tenaga pemasar.

"Dengan pertumbuhan rata-rata jumlah agen dalam tiga tahun terkahir mencapai 19,9 persen, kami optimis jumlah agen akan terus meningkat dan lambat laut penetrasi asuransi pun akan meningkat," kata Hendrisman dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/8).

Berdasarkan data yang terkumpul di AAJI, sampai dengan Juni 2016 jumlah agen asuransi jiwa berlisensi mencapai 513 ribu orang. Jumlah tersebut tercatat naik sebesar 13,7 persen dibandingkan jumlah agen berlisensi pada 2015 lalu. Hendrisman menuturkan, dari total agen tersertifikasi itu, 36 persen atau sekitar 182 ribu agen merupakan agen dengan rentang usia 26 35 tahun dan 40 persen atau sekitar 204 ribu dengan usia 36 50 tahun.

"Saat ini, semakin banyak orang muda menekuni profesi sebagai agen asuransi jiwa. Agen asuransi jiwa sudah mulai dicari oleh masyarakat sebagai pendamping dalam memberikan edukasi tentang perencanaan keuangan keluarga serta dilirik oleh generasi muda sebagai peluang karir yang menjanjikan," kata Hendrisman.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement