Senin 15 Aug 2016 17:00 WIB

BRI akan Terbitkan Obligasi Rp 20 Triliun untuk Ekspansi Kredit

Red: Nur Aini
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam (tengah) memaparkan kinerja keuangan periode Triwulan II Tahun 2016 di Jakarta, Senin (15/8).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam (tengah) memaparkan kinerja keuangan periode Triwulan II Tahun 2016 di Jakarta, Senin (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berencana melakukan penawaran umum obligasi berkelanjutan dan surat utang jangka menengah (MTN) sebagai sumber peningkatan likuiditas untuk pengembangan kredit.

"Tahun ini kami berencana melaksanakan penawaran umum obligasi berkelanjutan sebesar Rp 20 triliun, tujuannya untuk mendukung pemberian kredit," kata Direktur Utama BRI Asmawi Syam dalam pemaparan kinerja keuangan kuartal II tahun 2016 di Jakarta, Senin (15/8).

Tahap pertama penawaran umum obligasi berkelanjutan akan dilaksanakan pada Oktober 2016 dengan emisi Rp 10 triliun yang dibagi menjadi tiga seri. "Seri A dengan tenor 370 hari, seri B dengan tenor tiga tahun, dan seri C dengan tenor lima tahun. Saat ini dalam proses semua," ujar Asmawi.

BRI berencana pula menerbitkan MTN dengan maksimal penerbitan Rp 5 triliun dengan jangka waktu satu tahun. Selain itu, BRI Syariah juga akan menerbitkan sukuk mudharabah sebesar Rp 1 triliun dengan tenor tujuh tahun dengan tujuan memperkuat struktur pemodalan.

Dengan strategi itu, BRI optimistis kemampuan untuk lending masih besar, yang mana hal tersebut disokong pula oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik. "Misalnya dengan pembangunan infrastruktur dan bagaimana pemerintah melaksanakan program amnesti pajak dengan mengundang harta ke Indonesia untuk investasi infrastruktur dan langsung," kata Asmawi.

Total penyaluran kredit BRI sepanjang semester I 2016 mencapai Rp 590,7 triliun atau meningkat 17,3 persen dibandingkan 2015. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di posisi 2,3 persen untuk NPL gross dan 0,6 persen untuk NPL netto. Segmen mikro menjadi kontributor terbesar, baik dari segi pertumbuhan kredit maupun porsi penyalurannya. Pertumbuhan kredit segmen mikro sepanjang kuartal II tercatat tumbuh 22,3 persen atau menjadi Rp 202,9 triliun.

Sementara jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI mencapai Rp 656,1 triliun, meningkat 14,5 persen dibanding periode sama tahun 2015. DPK BRI masih didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement