Senin 15 Aug 2016 14:10 WIB

BEI Catat Produk Exchange Traded Fund dari Pinnacle

Red: Nur Aini
 Layar menampilkan teks berjalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(28/7). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar menampilkan teks berjalan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis(28/7). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan produk Exchange Traded Fund (ETF) yang diterbitkan oleh PT Pinnacle Persada Investama yang diharapkan dapat lebih menyemarakkan industri pasar modal domestik.

"Produk ETF merupakan salah satu produk di pasar modal yang diharapkan dapat memperbesar dan memperluas basis investor di dalam negeri," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, Senin (15/8).

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan terus mendorong perusahaan di bidang investasi untuk menerbitkan produknya sehingga menambah pilihan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal. "Produk ETF memiliki nilai jual yang baik untuk investor pemula dan profesional," katanya.

Sementara itu, President & Chief Executive Office Pinnacle Investment, Guntur Putra mengatakan bahwa produk yang dicatatkan itu diberi nama PineShares Pinnache Enhanced Liquid ETF dengan kode perdagangan di BEI XPLQ. "Produk itu ditujukan bagi investor yang menginginkan kinerja produk investasi lebih baik dari saham dengan tetap mempertahankan tingkat risiko dan likuiditas setara dengan produk yang ada di BEI," katanya.

Menurut dia, potensi pertumbuhan ETF cukup besar di pasar modal Indonesia. Secara sederhana, ETF merupakan produk reksa dana yang dapat diperdagangkan di bursa sehingga potensi imbal hasil yang didapatkan berpotensi lebih baik dari reksa dana konvensional. Pinnacle Persada Investama merupakan perusahaan Manajer Investasi yang telah memperoleh ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Juni 2015 lalu. Per 31 Juli 2016, dana kelolaan perusahaan telah mencapai Rp418 miliar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement