Jumat 12 Aug 2016 21:44 WIB

Luhut Sebut Biaya Parkir Kapal Pesiar di Indonesia Mahal

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ilham
Kapal Pesiar ketika merapat di pelabuhan (ilustrasi)
Foto: Republika/Winda Destiana
Kapal Pesiar ketika merapat di pelabuhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengakui masih banyak penghambat majunya sektor kemaritiman dan pariwisata di Indonesia. Hambatan tersebut bukan hanya dalam hal infrastruktur, tapi juga daya saing harga.

‎Luhut mencontohkan, salah satu kekurangan Indonesia adalah di bidang pelayaran seperti kapal pesiar. "Kalau di Singapura, Yacht kalau mau merapat hanya bayar 1.000 dolar AS per malam. ‎Di Indonesia 5 ribu dolar AS per malam," kata Luhut dalam acara diskusi publik mengenai kemaritiman yang digelar Bank Indonesia di Batam, Jumat (12/8).

Akibatnya, kata Luhut, kapal pesiar asing banyak yang enggan masuk ke Indonesia karena mahalnya biaya singgah. ‎Padahal, wisata kapal pesiar di wisata bahari Indonesia memiliki potensi yang besar. "Kita punya Teluk Benoa yang sangat bagus. Tapi, kita tidak ‎bisa memberikan pelayanan yang bagus," katanya.

‎Luhut mengaku sudah membicarakan masalah ini kepada Presiden Joko Widodo. Menurut Luhut, dirinya memang diperintahkan untuk menghilangkan segala hambatan agar sektor maritim dan pariwisata di Indonesia bisa berkembang pesat.

‎"Saya sampaikan ke Pak Presiden, Pak kalau begini caranya susah orang ke sini. Belum apa-apa kita sudah mempenalti orang (biaya tinggi)," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement