REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus mampu memanfaatkan Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular, salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, untuk meningkatkan ekonomi domestik.
"Bagi Indonesia, KSST harus dapat dimanfaatkan bagi kepentingan nasional dan peningkatan ekonomi melalui perluasan pasar nontradisional, peningkatan ekspor, serta investasi perusahaan Indonesia di negara-negara berkembang lain yang pada akhirnya mendorong pencapaian tujuan pembangunan nasional," kata Bambang dalam sambutannya saat peluncuran Laporan Tahunan KSST 2015 di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Jumat (12/8).
Program KSST merupakan semacam metamorfosis dari Konferensi Asia Afrika. Jika dulu pemerintah membantu untuk memerdekakan negara di Asia-Afrika, kini pemerintah membantu negara-negara berkembang untuk meningkatkan diri dalam mencapai kemandirian terutama untuk pembangunan.
KSST diarahkan untuk memberikan manfaat bagi pencapaian kepentingan nasional Indonesia, baik secara diplomasi, ekonomi, serta sosial budaya. Untuk mencapai tujuan tersebut, saat ini pemerintah telah membentuk Tim Koordinasi Nasional Pengembangan KSST yang terdiri dari empat kementerian yaitu Bappenas, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Sekretariat Negara, dan Kementerian Keuangan.
"KSST merupakan salah satu modalitas dalam mencapai tujuan pembangunan, baik dalam lingkup global, maupun dalam lingkup nasional sebagaimana tercantum dalam RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) dan RPJMN," ujar Bambang.
Capaian Indonesia dalam KSST sejak 2000 hingga 2013 mencapai 56 juta dolar AS yang mengimplementasikan 700 program. Untuk 2014, pemerintah Indonesia berkontribusi sebanyak 1,18 juta dolar AS??di mana sebanyak 63 persen diimplementasikan melalui skema pelatihan.