REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Perekonomian Indonesia secara nasional mengalami peningkatan pada kuartall II 2016. Namun, pertumbuhan ekonomi belum terjadi secara merata di semua daerah.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, perekonomian nasional masih terlalu disokong Pulau Jawa dan Sumatera.
"Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 patut kita syukuri. Tapi, belum merata. Ini harus jadi perhatian kita," kata Juda dalam sesi media briefing Rapat Evaluasi Ekonomi dan Keuangan Daerah di Batam, Kamis (11/8).
Juda menjelaskan, perekonomian Pulau Jawa tumbuh 5,73 persen pada kuartal II 2016 terhadap kuartal II 2015 (year on year/YoY). Pertumbuhan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kuartal I 2016 yang tumbuh 5,31 persen YoY.
Perekonomian Sumatera juga mengalami peningkatan karena mampu tumbuh 4,49 persen pada kuartal II (YoY) dari sebelumnya 4,18 persen pada kuartal I (YoY). "Sementara daerah lainnya seperti Kalimantan, Sulawesi atau kawasan timur lainnya belum menggembirakan," kata Juda.
Juda mengatakan, perekonomian daerah yang belum mengalami peningkatan signifikan karena masih terlalu mengandalkan komoditas. Masalahnya, kata dia, harga komoditas belum mengalami perbaikan secara signifikan.
Karena itu, Bank Indonesia mendorong agar pemerintah pusat dan daerah terus menggali sumber pertumbuhan baru. Menurut Juda, sektor kemaritiman dan pariwisata bisa menjadi sumber pertumbuhan yang sangat menjanjikan apabila terus digarap dengan serius.
Data Badan Pusat Statistik menyatakan, perekonomian Indonesia pada kuartal II 2016 tumbuh 5,18 persen YoY. Angka ini meningkat dibandingkan kuartal I 2016 yang tumbuh sebesar 4,91 persen YoY.