Kamis 04 Aug 2016 06:06 WIB

UKM Halal Hadapi Lebih Banyak Tantangan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Halal, ilustrasi
Halal, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bisnis halal skala UKM lebih banyak menghadapi tatangan, terutama sumber dana dan peningkatan kapasitas. Alternatif sumber dana dan dukungan korporasi besar akan mendukung perkembangan UKM.

CEO Maarij Capital Arab Saudi, Akmal Saleem, menjelaskan bisnis halal itu soal etika. Tak ada yang bisa menghakimi seorang pengusaha begini dan begitu, selain hati mereka.

Terlepas dari profil bisnisnya, para investor ingin melihat pribadi orang-orang yang diajak bekerja sama. Investor juga ingin memahami hal-hal teknis dalam bisnis yang mereka dukung. Pembiayaan memang penting, termasuk secara komersial dari bank. Tapi UKM rawan terkendala karena berbagai hal, karena itu memang perlu ada alternatif.

"Penting pula untuk melibatkan korporasi besar untuk ikut memberdayakan UKM. Selama ini UKM sulit dapat pembiayaan karena tingkat keberhasilan usahanya dipertanyakan," kata Saleem di WIEF, Rabu (3/8).

Bagi Saleem, penting pula bagi para pengusaha untuk punya kemauan terus belajar. Jika UKM mau fokus pada produk halal, banyak bahan belajar tersebar.

Financial and Supporting Director Jakarta Industrial Estate Pulogadung, Indonesia, Sitta Rosdaniah menyatakan mereka siap membantu bagi perusahaan dan UKM yang butuh pembiayaan syariah. Meskipun memang diakui Sitta, UKM punya tantangan dalam mendapatkan sertifikat halal dan sumber dana.

Di sisi dana, UKM bisa dibantu dengan investasi privat. Sementara dukungan kapasitas bisa dilakukan dengan mengalokasikan sebagian kawasan industri untuk UKM. "10-15 persen area kami dibuat untuk UKM. Saya pikir UKM perlu diberi lebih banyak kesempatan," kata Sitta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement