Selasa 19 Jul 2016 18:50 WIB

Indonesia Miliki Utang Luar Negeri 314,3 Miliar Dolar AS

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Hutang Luar Negeri. Pekerja mengerjakan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (20/8).(Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2016 sebesar 314,3 miliar dolar AS atau tumbuh 3,7 persen dibandingkan tahun lalu (yoy).

Berdasarkan jangka waktu asal, ULN berjangka panjang tumbuh melambat, sementara ULN berjangka pendek masih mengalami penurunan. Berdasarkan kelompok peminjam, ULN sektor publik tumbuh melambat, sedangkan ULN sektor swasta masih mengalami penurunan.

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang. "ULN berjangka panjang pada Mei 2016 mencapai 275,5 miliar dolar AS atau 87,6 persen dari total ULN atau tumbuh 6,0 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan April 2016 yang sebesar 8,3 persen (yoy)," ujar Direktur Eksekutif BI, Tirta Segara, Selasa (19/7).

ULN berjangka pendek pada Mei 2016 tercatat sebesar 38,8 miliar dolar AS atau 12,4 persen dari total ULN atau turun 10,1 persen (yoy), lebih dalam dari penurunan April 2016 sebesar 6,2 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia sebagian besar terdiri dari ULN sektor swasta. Pada akhir Mei 2016, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar 163,6 miliar dolar AS atau 52,1 persen dari total ULN, sedangkan posisi ULN sektor publik sebesar 150,7 miliar dolar AS atau 47,9 persen dari total ULN.

"ULN sektor swasta masih mengalami penurunan 3,5 persen (yoy) pada Mei 2016 setelah pada bulan sebelumnya turun 1,2 persen (yoy), sementara ULN sektor publik tumbuh 12,8 persen (yoy) atau melambat dari bulan sebelumnya sebesar 15,7 persen (yoy)," kata Tirta.

Menurut sektor ekonomi, ULN swasta pada akhir Mei 2016 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2 persen.

Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pertumbuhan tahunan ULN sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih tercatat melambat. Sementara itu, pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan mengalami kontraksi yang lebih dalam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement