REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah ingin mendesain pasar daging terintegrasi berdasarkan jenis dan bagian-bagiannya. Salah satu tujuannya agar disparitas harga daging yang berbeda jenis tidak terlalu jauh bahkan memiliki harga tengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut, saat ini pasar daging sapi tidak benar-benar utuh. Misanya terdapat pasar daging impor beku, tapi belum menyatu dengan pasar daging segar.
"Harga daging segar Rp 120 ribu, tapi daging beku Rp 80 ribu, Rp 75 ribu, kenapa kok tidak didorong harga ke tengah? Mestinya begitu," katanya, Jumat (8/7). Oleh karenanya, pemerintah tengah mendorong penyesuaian peraturan yang menghambat agenda integrasi pasar daging.
Upaya tersebut misalnya diawali dengan membatalkan aturan yang tidak membolehkan importir menjual daging beku ke pasar pengecer sejak dua pekan terakhir. Kemenko juga tengah mengadakan task force percepatan penerbitan aturan sembari mendeteksi dan menyelesaikan masalah terkait perizinan dan pelayanan publik dengan investor.
Pembenahan regulasi menurutnya penting bukan hanya untuk menyelesaikan sengketa dan perbedaan pendapat yang terjadi. Tindakan tersebut juga berguna memberikan sinyal positif terhadap perbaikan iklim usaha.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah akan mendatangkan daging kerbau India guna menciptakan harga daging baru Rp 60 ribu- Rp 65 ribu. "Prosesnya sedang berlangsung, sehingga kita berharap dalam 1-2 bulan ini, dia akan menyatu pasarnya," kata Darmin. Pemerintah menargetkan terbentuk harga baru yang tidak mesti Rp 80 ribu tapi dipastikan berada di bawah Rp 100 ribu per kilogram.