Jumat 01 Jul 2016 14:27 WIB

Nilai Tukar Petani Melorot 0,08 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Petani Indonesia.
Foto: Tahta/Republika
Petani Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai Tukar Petani (NTP) untuk bulan Juni tahun ini tercatat sebesar 101,47 atau turun 0,08 persen bila dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) berhitung, penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen. Angka ini justru lebih kecil dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,46 persen. 

Kepala BPS Suryamin menjelaskan, besaran NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. 

"NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani," kata Suryamin saat konferensi pers di Kantor BPS, Jumat (1/7). 

BPS merangkum, berdasarkan pantauan harga di perdesaan yang terdata di 33 provinsi di Indonesia, penurunan NTP Juni lalu disebabkan harga hasil produksi pertanian mengalami kenaikan yang lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga atau yang dipakai untuk keperluan pertanian.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement