Sabtu 25 Jun 2016 09:10 WIB
Milad Habibie

Habibienomics untuk Pembangunan Indonesia yang Merata

Rep: Sonia Fitri/ Red: Ilham
Presiden ke-3 RI BJ Habibie menyampaikan pidato kepemimpinan dalam acara
Foto:
Presiden Jokowi mendampingi Presiden RI ke-3 BJ Habibie dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Kamis (29/1).

Mengutip artikel yang ia tulis dalam Kompas edisi 11 Maret 1993 silam, Habihienomic juga mempunyai implikasi terhadap pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di luar Jawa. Dengan tumpuan pada human capital dan teknologi maka masalah jarak dapat dengan mudah dijembatani.

Pembangunan regional juga dapat dipromosikan dengan program latihan tenaga kerja berbasis regional. Perusahaan-perusahaan swasta dapat berpartisipasi dalam suatu daerah geograpfis tertentu dengan memusatkan kegiatan latihan di mana setiap perusahaan dapat menyumbangkan satu persen dari payroll costs untuk dapat latihan tenaga kerja dan pemerintah daerah menyediakan dana pendamping.

Diperkirakan akan ada bagi hasil pajak pendapatan dan pertambahan nilai sebesar lima persen sebagai imbalan bantuan informasi wajib pajak. Penarikannya oleh pemerintah daerah akan memberikan pemasukkan ke kas daerah sekitar Rp 15 miliar.

Akumulasi dana tersebut memungkinkan partisipasi perusahaan kecil yang terbatas kemampuannya untuk melakukan latihan bagi pekerja. Pola serupa dapat dilakukan dalam pengembangan infrastruktur fisik.

"Jika partisipasi swasta dapat ditingkatkan dari sekitar 10 persen menjadi 20 persen seperti build, operate, transfer, maka pembangunan infastruktur fisik di daerah akan meningkat secara berarti," katanya. Tenaga kerja terampil dan infastruktur yang baik adalah penentu utama kompetisi Indonesia dalam menarik investasi bernilai tambah tinggi.

Pemerintahan Joko Widodo yang mendirikan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi bukti keberpihakan pemerintah pada pengembangan competitive advantage. "Perhatiannya sudah ada, tapi bagaimana itu diimplementasikan masih jadi pertanyaan, pemerintah ingin mencapai segala hal, tapi kita masih menunggu pembuktiannya," ujar Juoro.

Agar pembuktian dari konsep ekonomi kreatif tercapai, lanjut dia, perlu dilakukan reorientasi dalam pengembangan keterampilan tenaga kerja. Orientasi pendidikan formal tidak boleh general, tetapi harus disesuaikan dengan langkah industrialisasi dan penguasaan teknologi kekinian.

Tidak perlu dibutuhkan dana yang besar bagi program pendidikan. Tapi biaya bisa banyak keluar untuk upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar dan peralatan laboratorium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement