REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan, layanan pembayaran iuran kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui BCA, akan dapat meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
Sebelumnya, pembayaran iuran BPJS Kesehatan baru dapat dilakukan di empat bank pelat merah, yaitu BNI, BRI, Mandiri, dan BTN. BCA menjadi bank swasta pertama yang menawarkan layanan ini.
Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan, pihaknya tidak memproyeksi adanya peningkatan jumlah nasabah dari kerja sama dengan penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tersebut. Namun, diharapkan layanan ini dapat mendongkrak pendapatan berbasis komisi (fee based income).
"Keuntungan bisnis secara langsung tidak ada. Tetapi kalau perhitungan awal dari 14 juta nasabah BCA sebagian besar bisa ikut, sebulan bisa ada dana iuran yang masuk sekitar Rp 600 miliar yang kita setorkan ke BPJS," kata Jahja di Jakarta, Senin (20/6).
Jahja mengatakan, pihaknya senang dalam membantu, mendukung, dan menjadi mitra BPJS Kesehatan dalam melayani peserta dan memperluas kepesertaan. Adapun melalui berbagai channel pembayaran BCA, seperti internet banking dan mobile banking, nasabah dapat membayar iuran BPJS Kesehatan tanpa perlu datang ke bank.
"Untuk tahap awal, nasabah BCA dapat bayar iuran kepesertaan melalui sistem autodebit kartu kredit BCA," katanya.
Selain itu, dalam kerja sama ini BCA juga akan memasarkan produk BPJS Kesehatan kepada para nasabah. Dengan memanfaatkan nasabah sekitar 14 juta, 1,97 juta rekening payroll, 400 korporasi, dan belasan ribu Usaha Kecil Menengah (UKM) dinilai berpotensi besar dalam akuisisi peserta BPJS Kesehatan yang baru.
"Kesempatan pertama bank swasta ambil bagian untuk memperluas kepesertaan BPJS Kesehatan. BCA berharap semakin banyak nasabah yang menjadi bagian dari BPJS Kesehatan dan mendapat manfaatnya," ujarnya.