REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), BRIsat kembali tertunda. Kali ini peluncuran terhambat lantaran cuaca buruk di lokasi peluncuran roket yang akan membawa BRIsat ke angkasa.
"Cuacanya terlalu berangin. Peluncuran ditunda hingga 24 jam ke depan," kata Komisaris Utama BRI, Mustafa Abubakar di Jakarta, Sabtu (19/6).
Meski demikian, Mustafa mengatakan, peluncuran roket tersebut juga masih belum pasti dilakukan Ahad (20/6). Dia mengatakan waktu pasti peluncuran masih melihat kondisi cuaca dan faktor-faktor pendukung lainnya.
"Kita harus menerima kenyataan dan memahami karena faktor safety ini. Kita lihat di tayangan cuaca berangin, dari segi kemanan sudah pasti terganggu," katanya.
Meski mengaku kecewa, Mustafa mengaku hanya bisa pasrah terkait penundaan peluncuran roket. Dia mengatakan, yang terpenting adalah keamanan dan keselamatan peluncuran.
Namun demikian, Mustafa mengatakan penundaan ini tidak membawa dampak secara finansial terhasap BRI. Ini, kata dia, karena belum adanya proses serah terima satelit dari pabrikan space system Loral (SSL) kepada BRI.
Penundaan peluncuran ini merupakan yang ketiga kalinya. BRISat pada awalnya dijadwalkan meluncur pada 8 Juni 2016 dan diundur menjadi 16 Juni 2016 untuk mengganti konektor cairan antara kriogenik bagian atas roket Ariane 5 dengan landasan peluncuran ELA-3.
Jadwal peluncuran 16 Juni 2016 kembali ditunda menjadi 17 Juni 2016 karena adanya gangguan di koneksi umbilical dengan bagian atas peluncur. Kemudian berdasarkan laporan langsung media televisi dari lokasi, peluncuran yang dijadwalkan pada pukul 17.30 waktu Kourou, Guyana, Prancis, atau Sabtu (18/6) pukul 03.30 WIB ditunda karena masalah cuaca.
Satelit finansial pertama di dunia ini dibuat oleh perusahaan asal Amerika Serikat, SSL (Space System/Loral). Sementara peluncur roketnya menggunakan milik Arianespace asal Perancis. Satelit bernama BRISat ini merupakan wujud kesiapan BRI dalam digitalisasi perbankan