Senin 13 Jun 2016 12:49 WIB

PHRI: Semester II 2016 Bisnis Hotel akan Penuh Tantangan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Kamar hotel berbintang/ilustrasi
Foto: pixabay
Kamar hotel berbintang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, bisnis perhotelan pada semester II 2016 akan penuh tantangan dan waspada terhadap penurunan. Hal ini karena pemerintah melakukan pemotongan anggaran mencapai 30 persen.

"Kami belum bisa prediksi jumlah penurunannya berapa, namun efeknya ke bisnis hotel pasti ada. Apalagi, kunjungan turis di Indonesia juga masih belum maksimal," ujar Hariyadi di Jakarta, Senin (13/6).

Untuk mengatasi dampak dari pemotongan anggaran tersebut, PHRI sudah menyiapakan program kerja sama dengan salah satu maskapai penerbangan yakni Citilink. Bentuk kerja sama tersebut yakni membuat paket bersama dengan memberikan yang lebih murah secara terpisah atau non bundling ke 20 kota di Indonesia. 

Menurut Hariyadi, program kerja sama serupa juga pernah dilakukan pada Agustus 2015. Ia menjelaskan, pada Agustus 2015 lalu PHRI bekerja sama dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Program kerja sama ini kurang berhasil karena harga tiket pesawat dinilai terlalu mahal sehingga kurang cocok untuk mass product

Kemudian, kerja sama dilakukan lagi pada Februari 2016 namun masih belum berhasil juga karena promosinya kurang tepat. Diharapkan paket kerja sama pada tahun ini bisa lebih bagus karena meskipun turis domestik mengalami low season saat Ramadhan, namun bagi turis asing merupakan momen peak season.

"Melihat ada pemotongan anggaran tersebut, maka kami akan melakukan program kerja sama lagi untuk mendorong tingkat okupansi hotel," kata Hariyadi.

Secara keseluruhan kontribusi pemerintah dalam okupansi hotel cukup besar yakni antara 35 persen sampai 40 persen terhadap total penjualan. Hariyadi menambahkan, peningkatan okupansi hotel pada semester II 2016 ini terbantu dengan momen lebaran. 

Diperkirakan okupansi hotel di daerah tujuan wisata atau daerah tujuan mudik akan meningkat mencapai 90 persen. Sedangkan, saat Ramadhan okupansi hotel justru rendah yakni antara 20 persen sampai 25 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement