REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengatakan, pemerintah menjamin tetap memperhatikan kebutuhan bahan baku bagi industri untuk Ramadhan dan Lebaran. Menurutnya, Kementerian Perdagangan sudah mengeluarkan izin impor gula rafinasi dan garam untuk kebutuhan industri.
"Pemerintah akan impor gula mentah sebesar 381 ribu ton untuk kebutuhan sampai akhir tahun, namun realisasinya belum diketahui karena masih dibahas dan akan diputuskan dalam waktu dekat," ujar Thomas di Jakarta, Ahad (12/6).
Thomas mengatakan, tren harga gula mentah secara global dalam kurun waktu enam bulan melonjak hingga 26 persen. Hal ini menjadi tantangan sebab kebutuhan industri tidak bisa lepas dari kondisi pasok dan pasar global. Menurutnya, impor gula mentah tidak akan mematikan petani sebab mereka sudah diberikan jaminan HPP sebesar Rp 9.100 dan akan dibeli oleh PTPN serta BUMN.
"Jadi, petani tebu nggak usah khawatir mengenai impor, produksi berapa pun sudah ada harga minimum yang dijamin pemerintah dan akan diserap oleh BUMN," kata Thomas.
Menurut Thomas, gula merupakan barang yang bisa distok dan tidak mudah busuk seperti bahan segar, sehingga tidak terlalu sulit jika digudangkan. Izin impor gula bagi industri tersebut dimaksudkan agar pasokan bahan baku tetap terjaga sehingga harga produk yang diterima oleh konsumen tidak akan naik. Ia mengatakan pemerintah akan terus berupaya secara maksimal untuk memantau dinamika pasar. Selain itu, ketersediaan stok juga akan dipantau dari sisi jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Meski demikian, dia mengatakan stok yang berlebihan usai Lebaran dapat mengakibatkan harga anjlok atau barang membusuk. Thomas mengatakan, risiko-risiko inilah yang saat ini akan dicegah oleh pemerintah agar tidak terjadi.