Jumat 10 Jun 2016 15:40 WIB

Pengimpor Ragu Daging Sapi Impor Bisa Turunkan Harga Jual

Rep: C36/ Red: Nur Aini
Daging Sapi Impor
Foto: Republika-Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Eksekutif Asosiasi Importir Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring, mengatakan kebijakan impor daging sapi yang dilakukan pemerintah belum pasti dapat menekan harga jual daging sapi. Pemenuhan kuota impor memerlukan proses dan waktu yang tidak singkat.

"Kami ragu pemenuhan kuota impor akan bisa menurunkan harga jual daging sapi. Sebab, hingga Lebaran nanti belum tentu target kuota impor daging sapi dapat terpenuhi," ujar Thomas ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (10/6).

Ia mengingatkan, secara nasional kebutuhan daging sapi untuk Lebaran dapat mencapai lebih dari 65 juta ton. Kebutuhan tersebut dihitung dari kebutuhan rata-rata daging sapi bulanan secara nasional yang melebihi 54 juta ton.

Sementara itu, kata dia, berdasarkan pengalaman para importir, dalam satu bulan mereka hanya mampu mendatangkan 1.500 ton daging sapi. Kuota tersebut dihitung dari kemampuan satu importir.

"Jika demikian kondisinya, pemenuhan kuota impor pun belum sesuai target. Artinya akan ada kemungkinan harga daging sapi masih tinggi saat Idul Fitri nanti," tutur Thomas.

Namun, pihaknya tidak menampik jika daging sapi impor yang kini dijual seharga Rp 80 ribu per kilogram akan tetap ada saat Idul Fitri. "Tetapi itu daging impor yang sudah dipotong. Yang saat ini juga sudah dijual kepada masyarakat," tambah dia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong mengakui bahwa pemerintah terlambat dalam pelaksanaan impor sapi bakalan. Padahal, rencana impor ini sudah dibahas dalam rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak Desember 2015.

Thomas menjelaskan, mempersiapkan daging sapi memerlukan waktu panjang dan tidak bisa mendadak. Sebab, sapi harus melewati masa penggemukan terlebih dahulu di feedlot selama empat bulan, dan jika belum mencapai batas tersebut maka sapi belum bisa dipotong.

Thomas mengakui, untuk sementara pemerintah melonggarkan agar sapi bakalan yang belum mencapai empat bulan di tingkat penggemukan bisa dilepas. "Kita harus all out untuk tambah stok dari lokal maupun impor untuk memastikan pasok memadai, dan akan tambah terus sampai harga redam," kata Thomas, Jumat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement