REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengakui harga daging di pasaran masih tinggi karena persediaan terbatas dan permintaan meningkat saat Ramadhan ini.
"Kami terus berupaya untuk menstabilkan harga daging tersebut dengan melakukan impor," kata menteri usai menghadiri tanam jagung di lahan peremajaan karet di Desa Harapan Baru, Banyuasin, Sumsel, Kamis (9/6).
Menurut dia, pihaknya mendatangkan daging dari luar negeri 27 ribu ton dan daging tersebut dijual melalui operasi pasar di seluruh Indonesia termasuk Sumsel. "Daging tersebut dijual Rp 80 ribu sesuai perintah Presiden Joko Widodo. Jadi jika masih ditemukan pedagang yang menjual daging melewati Rp 80 ribu akan disanksi," kata dia.
"Operasi pasar itu merupakan program jangka pendek dalam menekan harga saat mengalami kenaikan," ujar dia.
Sementara untuk jangka panjang pihaknya akan memperbanyak toko tani yang nantinya berfungsi menjual dan membeli kebutuhan pokok. Memang, lanjut dia, dalam realisasi harga ini sendiri haruslah sinergis dari setiap pemerintah, produsen, koperasi sehingga dapat memotong mata rantai pasar yang mempengaruhi harga.
Pihaknya yakin sekitar 1 sampai 2 tahun kedepan harga daging menjadi Rp 80 ribu bahkan lebih murah. Menurut Amran, secara umum sebenarnya harga kebutuhan di pasar sudah banyak komoditas yang turun seperti cabai, bawang, minyak goreng dan ayam.
Namun, ujar dia, hanya daging yang masih tinggi sehingga menjadi pemberitaan setiap hari. Oleh karena itu pihaknya terus berupaya agar kebutuhan itu dapat ditekan dan petani juga tidak mengalami kerugian.