REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Abipraya telah meresmikan Pabrik Beton di Desa Cibenying, Kelurahan Ciependeuy, Subang Jawa Barat. Acara ini dihadiri oleh Direktur Utama Abipraya Bambang Esti Marsono dan Komisaris Utama Abipraya Haryadi dan segenap Dewan Direkasi serta Dewan Komisaris PT Abipraya.
Acara peresmian ini dihiasi pelepasan balon udara dan penekanan tombol sirine yang menandakan pabrik siap untuk beroprasi, serta pemberian CSR. CSR ini ini diberikan sebagai bentik kepedulian terhadap warga sekitar.
“Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kita telah meresmikan Pabrik Beton di Subang. Semoga dengan berdirinya pabrik ini bisa memberikan manfaat bagi PT Abipraya, seluruh karyawan, dan tentunya kepada masyarakat,” kata Bambang di Subang.
Dia menjelaskan pendirian pabrik di Subang dinilai sudah tepat karena ada beberapa faktor yang menguntungkan jika pabrik tersebut didirikan di kawasan tersebut.
“Pendirian Pabrik Beton di Subang sudah tepat karena kalau kita bikin di Jakarta harga tanahnya mahal sekali. Selain itu banyak bahan-bahan material kita seperti pasir, semen, dan lainnya masuknya dari arah timur. Jadi, lebih efisien,” ujarnya.
Bambang juga menjelaskan bahwa dalam lima tahun terakhir PT Abipraya telah mengumpulkan profit di atas 52 persen. Bambang juga menjelaskan ke depan, Abipraya akan mengembangkan bisnis bidang konstruksi bukan hanya spesialis dalam membuat bendungan, tapi juga mahir dalam mebuat bangunan lain.
“Dulu memang sekitar tahun 1980-an Abipraya hanya menangani proyek perairan tapi sekarang kita sudah bisa mebuat gedung, jembatan, dan bahkan anak perusahaan kita sudah bisa membangun pembangkit listrik,” pungkasnya.
Untuk infornasi, pembangunan Pabrik Beton ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama terdiri dari pengadaan lahan, pembuatan pagar, infrastruktur jalan, bangunan gedung shelter termasuk overhead crane dan gantry crane.
Tahap kedua membangun shelter spun pile termasuk mesin dan peralatannya serta mess pekerja dan musolah. Dari data Kesekretariatan Abipraya, dalam membangun pabrik beton ini menghabiskan dana sekitar Rp 84,6 miliar dan Rp 96,4 miliar pada tahap kedua.