REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada Kamis (2/6) ditutup turun tipis sebesar 6,44 poin atau 0,13 persen menjadi 4.833,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,87 poin (0,23 persen) menjadi 827,55.
"Saham-saham sektor perbankan yang mengalami tekanan menjadi salah satu faktor yang menahan laju indeks BEI untuk berada di area positif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta.
Ia menambahkan bahwa pengaruh dari lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) yang belum menaikan peringkat Indonesia ke level mempengaruhi sebagian investor untuk melakukan aksi lepas saham. Dalam siaran persnya, S&P mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ (double B plus) dengan outlook positif pada 1 Juni 2016. S&P menyebutkan peningkatan peringkat dimungkinkan apabila momentum perbaikan tata kelola kelembagaan, khususnya kerangka kebijakan fiskal, dapat menghasilkan pengeluaran pemerintah yang berkualitas, penurunan tren defisit fiskal, moderasi utang pemerintah, dan terjaganya kewajiban kontijensi fiskal.
"Meski belum meraih predikat 'investment grade', tidak membuat investor asing melepas posisi saham," katanya.
Dalam data BEI tercatat, pelaku pasar asing membukukan beli bersih atau foreign net buy sebesar Rp 445,460 miliar pada Kamis ini (2/6). Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 208.606 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,83 miliar lembar saham senilai Rp 3,64 triliun. Selain itu terdapat 141 saham naik, 152 saham turun, dan 114 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Di bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 98,24 poin (0,47 persen) ke level 20.859,22, indeks Nikkei turun 393,18 poin (2,32 persen) ke level 16.562,55, dan Straits Times menguat 4,55 poin (0,16 persen) ke posisi 2.795,09.