REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra
Dofi (32 tahun) tampak serius mengisi formulir biodata diri hingga membubuhkan tanda tangan. Setelah membaca secara saksama sambil jongkok, ia merasa yakin dengan segala syarat dan ketentuan pengajuan kredit. Warga Depok ini mengaku baru saja mengajukan pembelian barang secara kredit melalui PT Home Credit Indonesia.
Bayangan mengurus kredit pembelian barang yang bertele-tele di kepalanya seketika sirna. Dofi mengatakan baru pertama kalinya mengajukan kredit pembelian barang. Karena itu, ia cukup kaget saat merasakan sendiri pengurusan administrasi berlangsung sikat. "Prosesnya pengurusan tidak sampai 30 menit. Bagus dan cepat tadi, saya cuma memberikan KTP dan SIM," kata Dofi saat berbincang dengan Republika di Pejaten Village (Penvil) pada 29 Mei 2016.
Dia sebenarnya hanya berniat mengajak jalan-jalan istri dan putranya untuk menikmati hari libur. Namun ketika melangkahkan kaki di lantai dasar pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan tersebut, ia dan istrinya tertarik melihat pameran bertajuk 'Electronic Fair' yang berlangsung pada 23-29 Mei 2016 tersebut.
Setelah melihat-lihat sebentar, Dofi dan istrinya tertarik untuk membeli sebuah mesin cuci. Harga mesin cuci itu mencapai Rp 3 juta. Namun, setelah didiskon harganya menjadi sekitar Rp 2,6 juta. Dia sempat berpikir beberapa waktu jika harus membayar barang itu secara tunai. Baginya, uang sejumlah itu cukup besar dan dapat menguras tabungannya.
Setelah mendapat penjelasan dari salah satu staf Electronic Solution (ES), Dofi merasa 'tertolong', lantaran bisa mendapatkan barang itu secara kredit. "Pembeli juga bisa mendapatkan poin dalam setiap transaksi. Poin itu bisa ditukar dengan cash back, tapi harus membuat kartu member dulu," kata salah satu staf ES itu sambil melayani pembeli lainnya.
Usai berkonsultasi dengan penjaga stand PT Home Credit Indonesia, Dofi menjadi yakin untuk mengajukan pembiayaan setelah membaca sendiri keterangan brosur berisi hak dan kewajiban konsumen. Hal itu juga diperkuat dengan persetujuan istrinya. "Setelah kasih kelengkapan, tiba-tiba saya dapat SMS, dan itu tanda saya disetujui kredit mesin cuci ini. Cepat sekali prosesnya," kata Dofi sembari tersenyum.
Masalah administrasi telah beres. Untuk membawa mesin cuci itu pulang, Dofi pun harus mentransfer uang muka (DP) dulu sebesar 10 persen dengan biaya admin Rp 149 ribu dan biaya proses angsuran Rp 5.000. Dofi juga diminta untuk taat membayar cicilan selama 10 bulan.
Kemudian, Dofi diminta untuk mengambil mesin cuci itu di toko ES di lantai dua Penvil. Itu lantaran barang di area pameran hanya dibuat sebagai pajangan. Defi kini lega setelah memiliki mesin cuci di rumahnya. Dia senang bisa membantu meringankan beban istrinya sebagai ibu rumah tangga. Sebelum pergi, Dofi dan Sales Marketing PT Home Credit Indonesia, Asep Hidayat yang mengurus persyaratan administrasi kredit saling bersalaman dan mengucapkan salam.
Proses transparan
Sales Marketing PT Home Credit Indonesia, Asep Hidayat mengatakan, pengajuan kredit instan tanpa kartu kredit yang ditawarkannya bisa dipertanggungjawabkan. Menurut dia, setiap calon pembeli yang tertarik membeli barang secara kredit bakal dilayani dengan cepat. "Untuk prosesnya itu dengan minimal membawa dua dokumen. Semakin banyak dokumen lebih baik," kata Asep yang mengenakan seragam berwarna merah ini.
Dia pun menerangkan, kredit yang ditawarkan bisa berupa televisi, kulkas, AC, mesin cuci, kamera, dan laptop. Persyaratan yang ditetapkan cukup mudah dengan menujukkan KTP dan dua dokumen pendukung, seperti KTP atau SIM, dan bisa pula NPWP atau kartu BPJS. Syarat lainnya mempunya pekerjaan dan penghasilan tetap, serta berumur minimal 21 tahun.
Asep mencotohkan Pak Dofi yang membeli mesin cuci, yang prosesnya tidak sampai setengah jam. Nantinya, klien tersebut wajib membayar cicilan sesuai kesepakatan, sebagaimana tertera dalam perjanjian. Asep menjelaskan, kecepatan layanan yang ditawarkan Home Credit Indonesia, tidak dilakukan secara asal-asalan.
Kemudian, data calon pembeli langsung diketahui seketika untuk menentukan apakah orang itu memiliki risiko atau tidak. Kalau riwayatnya bagus, tentu saja pengajuannya bisa disetujui. Asep menegaskan, perusahaannya cukup kredibel dalam memutuskan pemberian kredit, lantaran mendapat supervisi langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
"Kita kan salah satu yang termasuk diawasi OJK dan BI. Jadi ada semacam data costumer, yang bisa langsung diproses. Kalau masih punya cicilan lain atau gajinya berisiko jika mengambil lagi, itu bisa langsung diketahui," tutur Asep.
Sebagai antisipasi untuk mencegah konsumen tidak taat ketika membayar cicilan, pihaknya juga mengambil foto muka pembeli dan sidik jarinya. Dengan cara itu, risiko kredit calon konsumen bisa diketahui. "Untuk mencegah kredit macet dari pelanggan, jadi sebisa mungkin kita pantau setiap bulan. Itulah kita ambil foto dan sidik jarinya," ucapnya.
Asep menegaskan, meski terkesan longgar dalam memberikan persetujuan kredit, namun tidak sedikit juga calon pembeli yang ditolak. Meski tidak menyebut angkanya, kata dia, selama pameran ada beberapa orang yang pengajuannya tidak disetujui. Langkah itu dilakukan sebagai antisipasi agar perusahaannya tidak menerima klien yang bermasalah di kemudian hari. "Ada yang ditolak, tapi kita tak kasih tahu alasannya ke costumer. Itu privasi perusahaan."
Asep menyatakan, pameran elektronik juga dijadikannya kesempatan untuk mempromosikan layanan produk perusahaannya. Karena itu, ia kerap memberikan brosur berisi proses pengajuan kredit kepada pengunjung mal yang menyempatkan untuk melihat-lihat pameran tersebut.
Dia melanjutkan, dengan memberikan brosur berisikan hak dan kewajiban konsumen, calon pembeli barang elektronik dapat dengan mudah membaca syarat dan ketentuan pengajuan kredit. Pihaknya siap menawarkan pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan calon klien wajib menjelaskan semua rincian secara tertulis dengan kalimat yang mudah dipahami.
Terus berkembang
CEO PT Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler menjelaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan jasa pembiayaan multiguna yang bertanggung jawab dan menjadi pilihan terpercaya bagi seluruh nasabah di Indonesia. Sebagai perusahaan internasional penyedia jasa pembiayaan multiguna terkemuka di Indonesia, kata Jaroslav, dalam tahun ketiga beroperasi, perusahaan berupaya meningkatkan sistem dan proses pelayanan yang lebih baik.
Sehingga langkah itu turut meningkatkan volume penjualan produk. “Tahun 2015 adalah tahun yang luar biasa, di mana pertumbuhan bisnis kami mengalami peningkatan. Kami sangat percaya bahwa prospek pertumbuhan pangsa pasar di Indonesia sangat baik," ujarnya, dalam siaran resmi.
Jaroslav menerangkan, meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, pihaknya tetap optimistis dalam menatap target. Bahkan pihaknya siap memperluas bisnis pada tahun ini. Di mengatakan, total pembiayaan yang telah disalurkan per Maret 2016, mencapai Rp 100 miliar.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp 14 miliar, tentu angka itu mengalami peningkatan tujuh kali lipat. "Home Credit Indonesia memiliki nasabah lebih 228 ribu dan lebih dari 2.200 titik penjualan per akhir Maret 2016. Kontribusi terbesar adalah dari total tersebut berasal dari mobile phone dan gadget," ujarnya.
Public Relations & Communications PT Home Credit Indonesia Andina Rosfieta menjelaskan, di tengah persaingan yang semakin ketat di bidang pembiayaan, pihaknya mencoba merebut kesempatan itu dengan berinvestasi pada sumber daya manusia atau talenta berbakat. Caranya dengan memanfaatkan proses internal yang terbukti andal dan sistem yang memberikan solusi inovatif dan menjamin kepuasan pelanggan yang luar biasa. "Dan tentunya mengelola risiko kredit," kata Andina.
Home Credit Indonesia memang baru beroperasi di negeri ini pada 2012. Meski berstatus sebagai pendatang baru, perusahaan asal Republik Ceko tersebut terus berupaya melebarkan pangsa pasarnya. Karena itu, di tengah ekonomi Indonesia yang lesu, ekspansi perusahaan malah digenjot. Menurut Andina, pihak perusahaan siap memperluas bisnis di 10 kota lapis I dan II hingga pada akhir 2016.
Pada akhir kuartal IV tahun 2015, kata dia, layanan Home Credit Indonesia telah hadir di Surabaya dan Makassar. Dan belum lama ini, perkembangan perusahaan yang pesat itu ditandai dengan kehadiran mereka di Semarang dan Yogyakarta. Pun dengan jumlah nasabah yang sudah dilayani meningkat mencapai 228 ribu orang.
Untuk dapat menarik klien yang lebih luas, kata dia, perusahaan tentu melakukan sebuah inovasi layanan lebih sebagai komitmen untuk memanjakan mereka. Tidak heran, Home Credit Indonesia berupaya penuh dalam memberikan program khusus kepada loyal nasabah. Salah satunya adalah Program Pembiayaan Multiguna. "Program ini berlaku bagi nasabah yang telah bersama kami selama enam bulan dan selalu tepat waktu dalam membayar angsuran," ucapnya.
Andina menambahkan, sudah menjadi misi perusahaan selalu menjadikan pelanggan sebagai prioritas utama dalam segala hal. Sehingga, perusahaan memberikan program khusus yang dapat dinikmati oleh loyal nasabah. Mereka yang termasuk loyal nasabah dapat menikmati beragam layanan, seperti pembiayaan renovasi rumah, biaya sekolah, pembiayaan perjalanan, pembiayaan kesehatan, maupun pembiayaan acara spesial, contohnya pernikahan.
"Perusahaan juga menawarkan layanan pembiayaan yang terbuka kepada semua lapisan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang kurang terlayani. Fokus utama kami adalah memastikan kepuasan nasabah terhadap layanan kami," ujar Andina.
Menurut Andina, langkah perusahaan yang sudah memiliki 'nama' di Eropa dan Asia, adalah dengan berusaha terus menjadi pilihan yang layak dan terpercaya. Untuk mewujudkan itu, pihaknya juga senantiasa menyediakan layanan yang sederhana, cepat, mudah, jelas, transparan, dan tidak menyesatkan.
Tidak heran, mitra Home Credit saat ini berjumlah cukup banyak dan termasuk perusahaan terkemuka di Indonesia. Di antaranya Erafone, Electronic Solution, Home Solution, Informa, Electronic City, IKEA, Oke Shop, Global Teleshop, Hypermart, Trans Hello, Lotte Mart, Alaska, Lavita, Telesindo, dan Massindo.
Mitra diuntungkan
General Manager Marketing Communications Electronic City (EC) Indonesia Manael Sudarman mengatakan, latar belakang perusahaannya menjalin kerja sama dengan PT Home Credit Indonesia adalah pertimbangan faktor channel payment atau metode pembayaran. Menurut dia, metode pembayaran merupakan salah satu komponen penting dalam usaha bisnis dan EC sebagai salah satu toko retail elektronik modern di Indonesia.
Dengan menggandeng Home Credit Indonesia menjadi mitra, kata Manael, perusahannya memberikan alternatif metode pembayaran ketika membeli produk di tokonya. Dia menyatakan, EC selalu berusaha memberikan kemudahan kepada customer yang ingin memiliki produk elektronik impian dengan menyiapkan lebih dari satu metode pembayaran.
"Oleh karena itu, di samping menjadi nilai tambah untuk konsumen yang berbelanja, kehadiran Home Credit di Electronic City juga diharapkan untuk dapat menjangkau target audience yang lebih luas," jelasnya kepada Republika.
Manael menjelaskan, kemitraan kedua perusahaan terbentuk berkat kesamaan visi, yaitu memberikan kemudahan bagi siapa pun yang ingin memenuhi kebutuhan atas produk elektronik. Selain itu, kata dia, EC melihat bahwa Home Credit Indonesia memiliki produk dan servis yang cocok, serta menarik bagi pelanggan. "Sehingga pastinya diharapkan akan menghasilkan benefit bagi kedua belah pihak," ucapnya.
Manael menambahkan, konsumen yang belanja di EC dengan menggunakan Home Credit Indonesia sebagai metode pembayaran akan mendapatkan banyak manfaat. Antara lain, proses approval yang cepat dari Home Credit Indonesia dan juga berbagai program sales yang menarik.
General Manager IKEA Indonesia Mark Magee menyambut baik kerja sama perusahaan yang dipimpinnya dengan PT Home Credit. Menurut dia, dalam kemitraan itu, Home Credit memberikan fasilitas pembiayaan kepada konsumen IKEA. Langkah itu tentu dapat mendukung IKEA Indonesia guna mencapai tujuan, yaitu menyediakan layanan pembiayaan yang mudah, praktis, dan cepat kepada konsumen di seluruh Indonesia.
Hal itu sejalan visi perusahan untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang. Caranya adalah dengan menyediakan rangkaian produk rumah tangga dengan desain yang baik, fungsional, dan harga terjangkau. Sehingga, banyak orang mampu membelinya.
"Dengan adanya layanan pembiayaan di toko IKEA untuk memfasilitasi perencanaan anggaran dan pembiayaan untuk kebutuhan perlengkapan rumah tangga serta sebagai alternatif alat pembayaran, kami berharap pelanggan dapat berbelanja dengan ringan dan nyaman,” tutur Mark.