Ahad 29 May 2016 18:44 WIB

Pertumbuhan Kredit Kuartal II 2016 Diperkirakan Stagnan

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perbankan pesimistis dapat membukukan pertumbuhan kredit cukup tinggi di kuartal II 2016. Sebelumnya pertumbuhan kredit kuartal I tercatat 8,71 persen yoy.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan pertumbuhan kredit di kuartal II tumbuh 1 persen dari pertumbuhan di kuartal I 2016 yang sebesar 18,65 persen year on year (yoy).

"Pertumbuhan kredit kita naik 1 persen dari kuartal I. Tumbuh satu persen itu juga susah, apalagi sekarang kan industri cuma delapan persen," ujar Haru pada Republika.co.id, Ahad (29/5).

Menurut Haru, biasanya pada kuartal II tahun-tahun sebelumnya, permintaan ritel meningkat, lebih tinggi dari kuartal I. Selain itu, pemerintah telah menyetujui rencana penambahan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) ritel sebanyak Rp 6 triliun.

"Kami lihat polanya biasanya di Juni kan lebih tinggi. Selain itu kebantu KUR juga. KUR retail kan plafonnya akan ditambah, perkiraan akan mendongkrak kredit juga," kata Haru.

Corporate Secretary BRI, Hari Siaga menambahkan, untuk kredit mikro diperkirakan tumbuh lebih cepat. Sebelumnya pertumbuhan kredit mikro BRI pada kuartal I 2016 tercatat sebesar 20,45 persen yoy.

"Kita Insyaallah masih on the track ya. Kita kan masih ditopang oleh mikro. Kalau kita kan kemarin di triwulan pertama mikro bisa tumbuh 20 persen kan. Perkiraannya kurang lebih segitu, karena katakanlah jika retailnya, atau korporasinya tidak tumbuh signifikan, mikronya bisa menopang," kata Hari.

Sementara Bank OCBC NISP, mengaku pesimis terhadap pertumbuhan kredit di kuartal II. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surdaudaja mengatakan, pertumbuhan kredit sampai akhir April masih relatif flat.

"Kami inginnya tetap optimis, namun kelihatannya kuartal II belum beda banyak dengan kuartal I hingga pertengahan kuartal," kata Parwati.

Baca juga: Disinsentif untuk Bank Dinilai tak Tepat

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement