REPUBLIKA.CO.ID,BIMA -- Tentara Nasional Indonesia mengawal distribusi sebanyak 473,8 ton bawang merah dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ke Jakarta untuk memastikan komoditas strategis tersebut sampai tujuan.
"Itu bagian dari pelaksanaan instruksi Presiden Joko Widodo kepada Panglima TNI untuk mengamankan komoditas strategis nasional, tentu kita harus bangga punya TNI seperti itu," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat (NTB) Husnul Fauzi, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan bawang merah merupakan salah satu dari tujuh komoditas strategis nasional, selain beras, jagung, kedelai, cabai merah, daging sapi, dan gula pasir yang sering memicu inflasi.
Oleh sebab itu perlu ada upaya untuk mengamankan ketersediaan ketujuh komoditas tersebut agar harga di pasaran tidak begitu mahal, begitu juga dengan harga di tingkat petani sebagai produsen tidak terlalu murah.
Pengawalan distribusi bawang merah dari Bima ke Jakarta oleh TNI, kata dia, dilakukan secara estafet. Misalnya, setelah tiba di pelabuhan akan disambut oleh anggota TNI dari daerah setempat.
"Pengawalan itu bukan berarti untuk nakut-nakuti, tapi yang namanya kartel, kita tahu sendiri seperti apa," ujar Husnul.
Ia mengatakan, bawang merah yang dipasok dari Bima ke Jakarta merupakan hasil pembelian dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional NTB yang ditugaskan mengamankan harga bawang di tingkat petani sebesar Rp20.000 per kilogram.
Sesuai surat Direktur Jenderal Hortikultura Nomor : 510.a/PP.340/D/5/2016 pada 19 Mei 2016 perihal Perubahan Sasaran Pembelian Bawang Merah Oleh Perum Bulog, terjadi perubahan target pembelian dari Kabupaten Bima, NTB, semula 750 ton menjadi 2.000 ton.
Hal itu dilakukan untuk menghindari pengaruh para spekulan dalam pembelian bawang merah.
Realisasi pembelian dan pengiriman bawang merah ke Jakarta oleh Perum Bulog Sub Divre Bima sampai dengan 22 Mei 2016, sebanyak 473,8 ton. Seluruhnya dikawal oleh TNI bekerja sama dengan Komandan Distrik Militer (Kodim) Bima dan Bulog.
"Jadi mulai dari proses penyerapan hingga distribusi, TNI akan terus mengawal," kata Husnul.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB, estimasi panen bawang seluas 998 hektare dan produksi yang diprediksi sebanyak 9.980 ton.