REPUBLIKA.CO.ID, LAGOS -- Pemerintah Nigeria telah menargetkan 2019 untuk mengakhiri impor bahan bakar minyak (BBM), Menteri Negara Sumber Daya Minyak Ibe Kachikwu mengatakan pada Senin (23/5).
Kachikwu mengungkapkan ini ketika dia berbicara pada sesi interaktif tentang penghapusan subsidi BBM yang diselenggarakan oleh Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (CSO), di Lagos, pusat ekonomi Nigeria.
"Saya secara otoritatif dapat mengatakan kepada Anda mengingat kendala yang kita hadapi, rencana tersebut pada Desember 2018 kita harus mengurangi impor produk-produk minyak sebesar 60 persen. Saya akan berkeliling mencari investor untuk datang secara patungan menempatkan uang mereka ke kilang-kilang dan membuat mereka bekerja. Ini karena kita akan membawa cukup uang untuk mendapatkan kilang kita bekerja hingga sekitar 90 persen," tambahnya.
Menurutnya, untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, tiga kilang bekerja tetapi pada kapasitas kurang dari 40 persen. Dia mengatakan pada saat kilang bekerja pada kapasitas optimal dan dimulainya produksi oleh Dangote Refinery pada 2019, Nigeria akan dapat menyuling 1,4 juta barel per hari.
Kachikwu mengatakan keinginannya untuk meningkatkan kapasitas produksi saat ini dari 2,2 juta barel per hari menjadi 2,6 juta barel dalam beberapa tahun ke depan. Menteri mengatakan rezim subsidi tidak lagi dilanjutkan karena berbagai praktik penipuan oleh pemasar minyak dan pemain lain di sektor ini.
Kachikwu mengatakan liberalisasi sektor ini akan mendorong kompetisi dan membawa harga bahan bakar minyak turun dalam beberapa bulan ke depan.