Rabu 18 May 2016 17:40 WIB

Sharp Tambah Investasi di Indonesia‪ Pabrik TV

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Menperin Saleh Husin didampingi EVP Consumer Electronics Company Sharp Japan Akira Atarashi dan Presdir PT Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie (dari kiri ke kanan) melihat proses produksi pembuatan TV layar datar seusai meresmikan pabrik baru televis
Foto: Dok Republika
Menperin Saleh Husin didampingi EVP Consumer Electronics Company Sharp Japan Akira Atarashi dan Presdir PT Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie (dari kiri ke kanan) melihat proses produksi pembuatan TV layar datar seusai meresmikan pabrik baru televis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sharp telah membangun pabrik baru dengan nilai investasi mencapai Rp. 3,9 trilun. Presiden Direktur Sharp Electronics Indonesia Fumihiro Irie mengatakan pabrik tersebut memproduksi televisi LCD dengan kapasitas 720 ribu unit per tahun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.856 orang.

"Kami akan terus berinovasi memenuhi selera konsumen. TV LCD Sharp dilengkapi fitur audio atau sistem speaker karena konsumen di Indonesia menyukai TV sebagai hiburan yang komplit," ujar Fumihiro dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/5).

Fumihiro menambahkan, kandungan lokal produk Sharp Electronics Indonesia telah mencapai 40 persen dengan melibatkan sebanyak 15 perusahaan komponen lokal. Sharp mulai memproduksi televisi di Indonesia pada 1971 dengan jenis TV tabung hitam putih.

Perusahaan ini terus berkembang dengan menghasilkan peralatan listrik rumah tangga (home appliances) dan industri audio video, diantaranya televisi, lemari es, freezer dan mesin cuci. Menurutnya, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang menjanjikan untuk investasi karena memiliki pangsa pasar yang besar.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta agar Sharp mendirikan pusat penelitian dan pengembangan produk di Indonesia. Selain itu, pelaku industri juga didesak menjadikan Indonesia sebagai basis produksi berorientasi ekspor serta jadi bagian rantai produksi utama global.

 

Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan yang menghasilkan produk elektronika dan komponen untuk ekspor maupun pasar dalam negeri. Menurut Saleh, pemerintah telah berupaya untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung industri elektronika nasional dengan pengembangan kebijakan tarif serta perpajakan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement