REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang meminta pemerintah segera mendatangkan daging sapi impor tepat waktu, yakni sebelum Ramadhan 2016 tiba.
"Mudah-mudahan tepat waktu, karena selain permintaan meningkat, kita juga para pedagang perlu kepastian usaha," kata dia, Selasa (17/5).
Ia juga menyayangkan sikap pemerintah yang hanya mengandalkan BUMN dalam mengeksekusi impor. Seharusnya pihak swasta pun dilibatkan karena merekalah yang paling mengetahui seluk-beluk dan jaringan pasar.
Koordinasi dalam distribusi daging impor harus dibagi agar efektif dengan cita-cita pemerintah dalam mengendalikan harga di Ramadhan. "Berdikari, Bulog, PPI, mereka selama ini bukan pemain daging, yang tahu kondisi sebenarnya itu temen-teman di lapangan," tuturnya.
Ia menguraikan, harga daging pasca survei pekan lalu yakni di posisi Rp 120-130 ribu per kilogram. Jelang Ramadhan terjadi kenaikan permintaan daging hingga 30 persen. Jadi permintaan daging yang biasanya 750 ekor per hari menjadi 900-1000 ekor jelang dan di momen Ramadhan.
Sebanyak 30 persen permintaan daging berasal dari dunia usaha yakni hotel, restoran dan katering (horeka) dan industri olahan lainnya. Mereka butuh pasokan yang terjamin di dua pekan jelang lebaran.
Selama ini, pasokan daging lokal hana meenuhi 3-5 persen permintaan. Sisanya dipenuhi oleh daging eks impor atau dari sapi impor hasil penggemukan. Sarman pesimis dengan cita-cita pemerintah menggiring harga daging sapi turun hingga Rp 80 ribu. Bahkan di Ramadhan, jika daging impor datang terlambat maka harga daging diprediksi akan berada di kisaran Rp 150 ribu.