REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Para perajin rotan Cirebon, Jawa Barat, menolak pembukaan ekspor bahan baku rotan karena akan berdampak pada industri kerajinan rotan di daerah itu.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) Cirebon, Sonny Tanamas mengatakan pihaknya bersama seluruh stakeholder industri mebel dan kerajinan se-Wilayah Cirebon telah sepakat menolak dibukanya ekspor bahan baku rotan.
"Kami menolak upaya apapun yang dimaksudkan untuk membuka kembali ekspor bahan baku rotan," katanya di Cirebon, Jumat (13/5).
Menurutnya para perajin akan berupaya meningkatkan industri mebel dan kerajinan untuk menepis kemungkinan pembukaan kran ekspor tersebut. Mereka menginginkan untuk adanya pelarangan ekspor bahan baku rotan selamanya, agar para perajin bisa tenang karena ekspor bahan baku rotan juga pernah dilakukan dan hasilnya para perajin banyak yang mengalami bangkrut. "Dulu pernah dibuka untuk ekspor bahan baku rotan yang hasilnya membuat para perajin mengalami gulung tikar," ujarnya
Pihaknya juga mengharapkan percepatan realisasi terminal bahan baku rotan di Kabupaten Cirebon, untuk lebih memudahkan lagi para perajin. Selain itu ia menambahkan adanya peranan dari pemerintah, baik Pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya promosi di dalam negeri maupun luar negeri, untuk meningkatkan penjualan para perajin.
"Untuk pemasaran kami juga butuh bantuan dari pemerintah, agar hasil dari kerajinan rotan bisa dimaksimalkan lagi," tambahnya.