REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementeraian Perindustrian (Kemeperin) meminta Kementerian Pertanian (Kementan) membuka keran impor Mechanical Deboned Meal (MDM), yang menjadi salah satu bahan baku produk olahan makanan seperti sosis dan nugget.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husein mengatakan, kebutuhan bahan baku dari MDM selama ini masih terbatas, sementara kebutuhan produsen dalam negeri untuk memproduksi bahan olahan cukup banyak, hal ini membuat industri hilir tidak berkembang.
Minimnya bahan baku juga membuat harga MDM yang diproduksi di Indonesia cukup tinggi. Harga ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan MDM yang dihasilkan dari Belanda.
"Kalau di sini kan harga MDM itu sekitar Rp 17 ribu-18 ribu per kilogram (kg). Sementara kalau kita impor dari Belanda, harganya hanya Rp 8.000-10 ribu per kg,” kata Saleh ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/5).
Harga yang lebih murah di beberapa negara Eropa seperti Belanda dikarenakan negara tersebut hanya mengkonsumsi daging fillet (boneless). Sedangkan bagian tulang dan kerongkongan sisa fillet itu terbuang, dan membuat harga MDM di jauh lebih rendah.
Saleh menjelaskan, beberapa waktu lalu telah ada penataan yanga dilakukan Kementan mengenai proses impor MDM. Tapi hasilnya perdagangan ini hanya dikuasai oleh industri dalam negeri. Hasilnya hanya beberapa perusahaan pengolahan besar yang menguasai pasokan MDM.
Produk MDM yang diberikan kepada industri pengolahan lain pun akhirnya dinilai hanya mendapatkan MDM dengan kualitas kedua atau ketiga dengan harga mahal.
"Kalau kita bisa impor MDM, kita bisa pakai untuk kebutuhan sosis nugget, dan sisanya dipakai untuk pakan ternak," kata Saleh.
Saleh pun mengisyaratkan, jika Kementan memperbolehkan adanya impor MDM, pihaknya meminta agar keran impor ini bisa dikeluarkan sekitar 6.000-6.500 ton per tahun.