Kamis 05 May 2016 11:43 WIB

Terima Bantuan Masyarakat, KKP Gunakan Aplikasi untuk Publikasi Data

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
 Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
Foto: MgROL_37
Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membuka data penerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sektor kelautan dan perikanan (KP) dengan mempublikasikannya melalui sebuah aplikasi. 

Sekretaris Jenderal KKP Sjarif Widjaja mengatakan, aplikasi ini dikembangkan dalam rangka transparansi data bantuan kepada publik yang dapat diakses oleh siapa pun secara real time. Sementara untuk 2016, aplikasi akan berguna sebagai control check dari publik terhadap calon penerima bantuan sektor KP. 

"Ini (aplikasi) bisa juga untuk mengecek realisasi penerima bantuan KKP. Tahun 2016, sifatnya control check dari masyarakat. Dua minggu lagi akan kami buka," ujar Sjarief saat konferensi pers di kantor KKP, Rabu (4/5).

Dalam pemanfaatan anggaran, KKP telah melakukan penghematan sebesar Rp 2,9 triliun untuk mendukung misi pemerintah dalam menghemat anggaran negara. "Pada 2015, KKP mengembalikan Rp 1,5 triliun. Kita sudah menghemat Rp 2,9 triliun anggaran 2016 tanpa mengurangi output. Sebelumnya, KKP mendapat Rp 13,8 triliun, dikembalikan ke negara Rp 2,9 triliun, sisanya kira-kira masih ada Rp 10,8 triliun," jelas Sjarief.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Narmoko Prasmadji. Menurutnya, aplikasi ini selain sebagai bentuk keterbukaan KKP terhadap publik juga merupakan alat monitoring dan evaluasi yang cukup efektif dalam penyaluran bantuan yang tepat sasaran. 

"Aplikasi ini sebagai bentuk keterbukaan KKP, bisa diakses oleh umum. Kami punya kewajiban ke Pemerintah, memberikan bantuan sosial yang tepat sasaran kepada masyarakat," jelasnya.

Aplikasi tersebut memuat data lengkap penerima bantuan dari pemerintah di sektor KP 2015 dan 2016 untuk diverifikasi publik. Anggaran yang disampaikan kepada masyarakat kelautan dan perikanan memiliki nilai bantuan yang cukup besar dan sangat rentan penyalahgunaan, sehingga diperlukan kontrol oleh berbagai pihak. 

"KKP tidak ingin bantuan hanya sebagai pengasihan, tetapi dapat memberikan nilai tambah bagi mereka," ujar Narmoko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement