Kamis 28 Apr 2016 06:24 WIB

Harga Minyak Dunia Kembali Naik

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Harga minyak dunia kembali melonjak dua berturut-turut pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve tampak lebih optimistis dalam pandangannya untuk ekonomi global.

Harga minyak jatuh pada awal perdagangan, setelah laporan mingguan Departemen Energi AS menunjukkan stok minyak mentah AS melonjak dua juta barel pekan lalu, sedikit lebih besar dari perkiraan para analis.

Pasokan minyak mentah AS pekan lalu naik dua juta barel ke tingkat tertinggi selama ini pada 540,6 juta barel, Departemen Energi AS mengatakan dalam laporan mingguan yang dirilis Rabu.

"Kami mendapat penambahan dalam stok minyak mentah ... yang tampaknya membawa beberapa penjual keluar dari masalah," kata Gene McGillian dari Tradition Energy.

Tetapi pasar reli di akhir sesi setelah pengumuman kebijakan Federal Reserve. Seperti yang diharapkan suku bunga Fed tidak berubah, tetapi juga tampak kurang peduli daripada sebulan lalu tentang kondisi global, membuka pintu sedikit untuk kenaikan suku bunga pada Juni.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,29 dolar AS menjadi berakhir di 45,33 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan untuk hari kedua berturut-turut pada tingkat tertinggi sejak November.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni naik 1,44 dolar AS menjadi menetap di 47,18 dolar AS per barel, juga tertinggi terakhir yang terlihat pada November.

Federal Reserve AS pada Rabu mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan kisaran target untuk suku bunga federal funds di 0,25-0,5 persen, tetapi memberi sedikit petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Kondisi pasar tenaga kerja AS "telah meningkat lebih lanjut" sekalipun pertumbuhan dalam kegiatan ekonomi "tampak telah melambat," kata Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua harinya, mencatat bahwa ia akan terus "memantau" indikator-indikator inflasi serta perkembangan ekonomi dan keuangan global.

The Fed saat ini memperkirakan bahwa ekonomi AS akan mengalami perluasan "pada kecepatan moderat" dan indikator-indikator pasar tenaga kerja akan "terus menguat," menurut pernyataan itu.

"Pasar terus fokus pada harapan kita akan melihat penurunan tingkat produksi Amerika Utara dan meningkatnya permintaan di seluruh dunia," kata McGillian.

Tren pasar minyak yang lebih tinggi baru-baru ini terutama didorong oleh faktor teknis, kata Matt Smith dari ClipperData. "Menembus garis resistance telah memberikan momentum harga untuk didorong lebih tinggi dari sini. Ini seperti mengumpulkan momentum bola salju," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement